Usaha Pembuatan Sirup Kering Ekstrak Air Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthoriza ROXB)

Tany, Wina (1997) Usaha Pembuatan Sirup Kering Ekstrak Air Rimpang Temulawak (Curcuma Xanthoriza ROXB). [Undergraduate thesis]

[thumbnail of F_609_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
F_609_Abstrak.pdf

Download (86kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/151300

Abstract

Penggunaan obat tradisional sudah dikenal masyarakat Indonesia sejak dahulu kala yang digunakan berdasarkan pengalaman secara turun-temurun sehagai warisan nenek moyang. Sejalan dengan perkembangan obat tradisional akibat kemajuan teknologi dan sosial ekonomi, maka dituntut pula obat-obatan yang praktis penyajian dan penggunaannya, mempunyai bentuk yang menarik dan memenuhi selera masyarakat. Bertolak dari kenyataan tersebut d atas maka dicoba untuk membuat bentuk sediaan yang lebih praktis dan stabil yaitu ekstrak air rimpang temulawak dalam bentuk sediaan sirup kering. Sirup kering dibuat dengan 4 komposisi formula yang berbeda dengan bentuk akhir berupa larutan. Pemeriksaan organoleptik sirup kering ekstrak air rimpang temulawak dalam bentuk padat ataupun cair setelah pembuatan dan setelah penyimpanan 10 bulan memenuhi spesifikasi sediaan yang diharapkan. Dan hasil pemeriksaan kadar air setelah pembuatan dan setelah penyimpanan 10 bulan memenuhi persyaratan yaitu kadar air kurang dari 2 - 3% ( USP XX, 1980 ). Rentang waktu rekonstitusi formula A sampai D setelah pembuatan dalam air panas 13,75 - 30,60, air dingin 30,70 - 84,65. Setelah penyimpanan 10 bulan dalam air panas 14,35 - 33,75, air dingin 34,25 - 84,10. Waktu rekonstitusi formula setelah penyimpanan 10 bulan mendekati waktu rekonstitusi setelah pembuatan. Rentang pH flormula A sampai D selelah pembuatan adalah 5,57 - 5,97 dan setelah penyimpanan l0 bulan adalah 5,34 - 5,80, dimana terjadi penurunan pH yang disebabkan pengaruh waklu selama penyimpanan l0 bulan. Viskositas sirup kering setelah pembuatan dari formula A 72,5651 cps, formula B 925945 cps, formula C 133,3492 cps, formula D 120,2579 cps. Viskositas setelah penyirnpanan l0 bulan dari formula A 72,6863 cps, formula B 92,7479 cps, formula C 133,l 97l cps, formula D 120,4942 cps. Viskositas tiap formula setelah penyimpanan 10 bulan mempunyai harga v skositas yang cenderung tetap. Dari analisa komponen minyak atsiri dan urkurninoid dengan densitometri terjadi penurunan kadar relatif untuk minyak atsiri formula A 43,14%, formul B 12,84%, formula C 28,01%, formula D 30.15%. Dan untuk kurkuminoid formula A 19,827%, formula B 3,03%, formula C 34,47%, formula D 24,33%. Pengujian komponen minyak atsiri dan kurkumioid dengan metode Kromarografi Lapis Tipis (KLT ) sebelum dibuat dan sesudah dibuat sirup kering menghasilkan harga Rf yang sama. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan proses granulasi menurunkan kadar minyak atsiri dan kurkuminoid ekstrak air rimpang temulawak. Karakteristik fisis formula sirup kering ekstrak air rimpang temulawak yang dibuat untuk ke 4 formula relatif tidak berubah setelah disimpan selama l0 bulan. Komposisi formula sirup kering yang dapat diterima secara fisis adalah formula A dengan komposisi ekstrak kental dan sakarosa.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Lasi 193031
Date Deposited: 16 Apr 2014 04:26
Last Modified: 16 Apr 2014 04:26
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/10988

Actions (login required)

View Item View Item