., Lusiawati (1988) Pembuatan Triasetin Dari Beberapa Kualitas Gliserin Usaha Pemurniannya. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
F_72_Abstrak.pdf Download (104kB) | Preview |
Abstract
Dewasa ini Indonesia secara pasti dan bertahap berkembang Denjadi negara industri, baik itu industri farmasi maupun industri non farmasi. Dengan berkembangnya in - dustri ini, aaka diusahakan pula pemanfaatan aasil samping suatu proses produksi dari industri-industri yang ada. Dengan seaakin meningkatDJa tuntutan terhadap basil guna dan tinjauan pada faktor ekonomis serta siklus produksi suatu bahan, 111aka pelll8llfaatan basil samping in - dustri juga 111akin ditingkatkan. Sebagai contoh dalam in - dustri sabun, min;,rak kelapa sawit diolah menjadi sabun dengan aereaksikan minyak tersebut dengan suatu basa. Dalam proses produksi sabun ini dihasilkan suatu basil samping yaitu gliserin. Gliserin ini diperoleh dari campuran lemak atau minyak yang dididihkan sedemikian rupa sehingga terjadi hidrolisa. Bagian dari basil hidrolisa itu memberikan 1arutan jernih dalam air. Basil hidrolisa yang terjadi adalah campuran sabun, gliserin dan kelebihan larutan alkali. Sebagaimana dilaporkan 'bahwa jumlah gliserin yang dihasilkan satu pabrik sabun yang besar. kirakira 500 ton lebih setiap tahunnya.< 11 ) Untuk aasa sekarang ini gliserin masih diekspor. Adapun manf'aatnya dalaa pembuatan obat-oba\.an adal.ah sebagai pel.arut, pengawet dan disamping itu juga dapat dipakai sebagai pereaksi dalam pembuatan bahan peledak. Sa1ah satu pemanfaatan gliserin adalah dapat digunakan sebagai bahan baku pembQatan triasetin. Seperti diketahui bahwa triasetin sangat bermanfaat antara lain dalam - industri obat-obatan. triasetin dipakai sebagai pelarut bahan-bahan antiseptik seperti kloroazodin - industri kosmetika. biasanya dipakai sebagai pelarut dan pengawet/fiksasi min7ak wangi. bahan pelunak dan plasticizer - industri serat. dipergunakan sebagai pe1arut selulosa asetat Selama ini triasetin dapat dibuat dengan cara .ereaksikan gliserin dengan asam asetat yaitu 1ewat proses asetilasi, melllggllliWlkan katalis asam sulfat p;ekat.<12) Samp·ai saat ini,. pada pembuatan triasetin sulit diperoleh basil yang murni; dari basil penelitian yang dilakukan pada tekariian 40 mm Hg diperol.eb triasetin seki 'tar 15- 20 ~.< 11 ) Untuk pemurnian triasetin se1anjutnya cukup sulit. hal ini disebabkan karena kualitas gliserin atau hasil-hasil samping yang sulit dipisahkan. Oleh karena itu perlu diteliti cara pembuatan triasetin dengan .enggunakan bahan baku gliserin yang berbeda-beda kualitasnya. Dis~ - ping itu perlu diteliti pu1a usaha pemurnian triasetin basil sintesis, mengingat sampai saat ini triasetin hasil sintesis tidak pernab mencapai kemurnian yang tinggi.Gliserin hasil samping pabrik sabun mempunyai kualitas yang berbeda-beda. Kualitas ini ditentukan oleh tinggi rendahnya kadar gliserin dalam campuran dengan pengotor- pengotor yang ada. Pengotor-pengotor itu adalah air, garam, NaOH, sisa minyak yang digunakan.C 17) Berdasarkan kualitas gliserin tersebut. maka timbul asumsi bahwa makin murni gliserin yang digunakan, triasetin yang dihasilkan makin banyak pula. Atas dasar tersebut. maka timbul permasalahan apakah kemurnian gliserin dapat mempengaruhi kadar triasetin yang dihasilkan. Dalam penelitian ini disusunlah suatu hipotesa alternatif yaitu terdapat perbedaan kadar triasetin pada basil sintesis dari gliserin dengan kualitas yang berbeda - beda tersebut. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kegunaan hasil. samping dari proses produksi sabun menj adi suatu bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan atau produksi bahan lain.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy |
Depositing User: | Lasi 193031 |
Date Deposited: | 29 Apr 2014 08:33 |
Last Modified: | 20 Jan 2016 06:59 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/12350 |
Actions (login required)
View Item |