Penerapan ISAK No. 4 Terhadap Selisih Kurs Atas Perolehan Aktiva Tetap Dengan Menggunakan Pinjaman Dalam Mata Uang Asing Untuk Menunjang Kewajaran Laporan Keuangan Pada PT. X Di Surabaya

Paune, Jimmy (1999) Penerapan ISAK No. 4 Terhadap Selisih Kurs Atas Perolehan Aktiva Tetap Dengan Menggunakan Pinjaman Dalam Mata Uang Asing Untuk Menunjang Kewajaran Laporan Keuangan Pada PT. X Di Surabaya. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of AK_1282_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
AK_1282_Abstrak.pdf

Download (81kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153596

Abstract

Depresiasi Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat yang sangat luar biasa yang teljadi saat ini tentu saja membuat kekacauan di semua sektor kehidupan masyarakat. Salah satu contoh yang dapat dilihat secara nyatayaitu adanya kenaikan harga barang-barang secara umum. Artinya teljadi inflasi. Semua harga melonjak tinggi sampai-sampai tidak terjangkau oleh masyarakat, karena tingkat pendapatan masyarakat tetap. Misalnya saja terjadi kenaikan harga yang sangat tinggi pada minyak goreng, susu, sembako. Kenaikan harga ini cukup membuat masyarakat pusing. Uang yang dulunya bisa beli satu barang sebanyak 2 buah, sekarang sudah tidak ada artinya, karena separuh barang pun tidak cukup lagi. Penulis juga turut merasakan apa yang dialami oleh masyarakat. Penulis kadang juga merasa kekurangan uang untuk beli barang. Kadang uang yang dikantong itu "ngepres", padahal dulu uang tersebut, dalam jumlah yang sama seperti sekarang ini, dirasa berlebih-lebihan. Salah satu faktor penyebab terjadinya kenaikan harga ini adalah karena banyak badan usaha yang menggunakan bahan baku impor dalam menunjang usahanya. Depresiasi luar biasa menyebabkan badan usaha tidak sanggup untuk mengimpor bahan baku lagi. Akibatnya produksi macet. Barang yang beredar di masyarakat berkurang. Sesuai hukum supply dan demand, apabila penawaran sedikit, sedangkan permintaan banyak, akan menyebabkan harga naik. Dampak lain depresiasi luar biasa yaitu bagi badan usaha yang melakukan pinjaman dalam mata uang asing. Apalagi transaksi valas tersebut tanpa menggunakan fasilitas hedging. Selisih kurs yang teljadi sangat besar sehingga bisa-bisa membuat badan usaha mengalami capital deficiency. Apabila hal ini teljadi, maka badan usaha secara tekhnis bisa dikatakan bangkrut. Investor dan kreditor tidak mau lagi menanamkan modalnya dalam badan usaha. Kesulitan permodalan akan membawa dampak lebih lanjut yaitu badan usaha memberhentikan karyawan-karyawannya. Pengangguran meningkat, orang yang hidup di bawah garis kemiskinan bertambah....

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Eko Setiawan 194014
Date Deposited: 20 May 2014 04:38
Last Modified: 28 May 2014 02:11
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/14648

Actions (login required)

View Item View Item