Tanudireja, Lenny (1996) The Risk Of Possible Defalcation Dalam Substantive Test Atas Siklus Sediaan Gudang Terhadap Kewajaran Penyajian Laporan Keuangan PT.X Di Surabaya. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_663_Abstrak.pdf Download (90kB) | Preview |
Abstract
Indonesia akan memasuki gelanggang pasar bebas ASEAN pada 2003, dan pasar bebas Asia - Pasifik pada 2020. Dengan masuknya Indonesia ke pasar bebas, pesaing bukan hanya berasal dari luar negeri tetapi juga luar negeri; dan badan usaha yang tidak mampu bersaing, antara lain, dalam kualitas dan harga, akan mengalami kebangkrutan. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah mengeluarkan peraturan baru untuk memberikan kemudahan bagi calon emiten yang akan melakukan penawaran perdana, di mana hanya badan usaha yang benar-benar "layak", yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam. Sediaan merupakan bagian terbesar dari neraca, sehingga penilaian sediaan dan sistem pengendalian manajemen atau pengendalian internal perlu diperhatikan dengan tujuan untuk melindungi atau menjaga keamanan harta milik badan usaha, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha, dan mendorong ditaatinya kebijakan badan usaha. PT. "X" merupakan badan usaha yang bergerak di bidang industri besi dan baja. Proses produksi PT. "X" dibagi 3 divisi. Divisi I melayani jasa untuk pemotongan coil, strip, press siku, chanal U dan chanal C. Divisi II memproduksi produk utama berupa plat (baja lembaran) hitam dan plat kapal (black plate/boat). Divisi III mengelola strip waste, plate waste, besi tua/scrap (termasuk aval), dan memproduksi besi beton (round bar). Sediaan merupakan bagian terbesar dari neraca; terlebih pada badan usaha manufaktur karena sediaan diperoleh, dimiliki, diproses, dan dijual untuk menghasilkan pendapatan bagi badan usaha. Tujuan menyeluruh dalam substantive test atas siklus sediaan dan gudang adalah untuk menentukan apakah sediaan bahan baku, sediaan barang dalam proses, dan sediaan barang jadi telah disajikan secara wajar dalam laporan keuangan. Dalam melakukan audit, selalu ada risiko bahwa klien membuat salah saji yang secara individual ataupun kolektif cukup besar untuk membuat laporan keuangan menyesatkan. Salah saji ini dapat disengaja maupun tidak, dan mempengaruhi saldo-saldo perkiraan maupun pengungkapan. The risk of possible defalcation merupakan salah satu unsur dari sepuluh unsur risiko bawaan dalam melaksanakan audit. Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam badan usaha yang dibawa terus-menerus akan menyebabkan distorsi pada laporan keuangan, dan pada akhirnya akan berdampak pada kelangsungan hidup badan usaha sendiri karena laporan keuangan merupakan informasi bagi masyarakat bisnis sebagai dasar
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Eko Setiawan 194014 |
Date Deposited: | 22 May 2014 03:38 |
Last Modified: | 23 May 2014 08:21 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/15011 |
Actions (login required)
View Item |