Debora, Deby (1996) Aplikasi Value Chain Cost Sebagai Alat Analisis Biaya Guna Mendukung Strategi Generik Cost Leadership Pada PT. X Di Surabaya. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_613_Abstrak.pdf Download (125kB) | Preview |
Abstract
Dalam 2 tahun terakhir, industri sepatu di Cina maupun Vietnaa mampu tumbuh pesat dan mereka mampu menekan biaya produksinya sehingga lebih rendah dibanding Indonesia. Akibatnya, Jatia sebagai salah satu sentra industri sepatu mengalami kondisi yang tidak menguntungkan, dari sekitar 50 pabrik yang ada terdapat 40 pabrik sepatu yang menghentikan kegiatan produksinya dan terancam gulung tikar. Selain itu, industri sepatu yang sampai kini masih bertahan, rata-rata mengalami penurunan produksi sebesar 20% dan produsen dalam negeri kehilangan order produksi sekitar 50 miliar karena kalah bersaing dalam hal efisiensi biaya dengan Cina dan Vietnam. Dalam situasi yang bersaing sekarang ini, badan usaha harus dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mencapai tingkat profitabilitas yang diinginkan dengan cara mengendalikan dan memahami posisi biayanya secara baik. Untuk itu suatu badan usaha harus melakukan analisis biaya yang tepat dan akurat agar dapat mendukung keunggulan bersaing dan strategi yang telah ditetapkan. Penulisan ini dibuat melalui survei pada PT "X" yang bergerak dibidang industri lampu. PT "X" selama ini dalam menganalisis biayanya hanya dengan menghitung prosentase biaya-biaya dari laporan keuangan yang diperoleh dari akuntansi keuangan. Analisis biaya seperti ini tidak dapat memberikan informasi bagi pihak manajemen untuk pengambilan putusan manajerial yang mendukung strategi badan usaha. Melalui penulisan ini akan diperkenalkan suatu pendekatan baru kepada pihak manajemen mengenai penerapan konsep value chain yang akan digunakan sebagai alat untuk menganalisis biaya yang terjadi pada seluruh aktivitas badan usaha guna mendukung strategi generik cost leadership. Dalam analis value chain, dilakukan alokasi biaya dan aktiva tetap berdasarkan aktivitas nilai yang terdiri dari primary activities (aktivitas utama) dan support activities (aktivitas pendukung). Selanjutnya juga dilakukan alokasi biaya berdasarkan direct activities (aktivitas langsung), indirect activities (aktivitas tidak langsung) dan quality assurance (pemastian mutu) serta alokasi biaya berdasarkan pemakaian sumber daya manusia dan pembelian input. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan konsep value chain diketahui bahwa hampir seluruh aktivitas nilai yang dilakukan PT "X" merupakan aktivitas utama yaitu sebesar 94,04 sedangkan aktivitas pendukung hanya sebesar 5,96%. Hal ini aenyebabkan PT "X" tidak memiliki dasar keunggulan bersaing jangka panjang yang kuat dalam menghadapi pesaingnya. Untuk itu badan usaba perlu memperhatikan dan meningkatkan aktivitas pendukungnya secara baik. ...
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 05 Jun 2014 10:04 |
Last Modified: | 05 Jun 2014 10:04 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/16044 |
Actions (login required)
View Item |