Penerapan Activity-Based Costing Dan Activity Based Object Costing Pada Proses Operasi Dalam Rangka Meningkatkan Keakuratan Informasi Biaya Produk PT. X Di Surabaya

Broto, Halim Hadi (1996) Penerapan Activity-Based Costing Dan Activity Based Object Costing Pada Proses Operasi Dalam Rangka Meningkatkan Keakuratan Informasi Biaya Produk PT. X Di Surabaya. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of AK_625_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
AK_625_Abstrak.pdf

Download (119kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/154250

Abstract

Berdirinya banyak badan usaha baru dan terlebih lagi dengan adanya kesepakatan liberalisasi perdagangan dunia dalam konferensi APEC di Bogor tanggal 14-15 Nopember 1994, mendorong badan usaha-badan usaha di Indonesia untuk lebih meningkatkan efisiensi melalui usaha optimalisasi dalam berbagai proses atau aktivitas. Banyak badan usaba yang kehihmgao uang karena gagal dalam menangani biaya overhead, sehingga tidak dapat menyediakan informasi yang tepat yang seharusnya dapat membantu badan usaha dalam pencapaian sasaran strategisnya. Konsep Total Cost Management menjawab tantangan tersebut, yang mengubah sudut pandang terhadap organisasi dari sudut pandang fungsional menjadi sudut pandang proses. Sudut pandang fimgsional bercirikan spesialisasi cenderung menyebabkan kurangnya kerja sama antar fungsi, sehingga kurang mendukung usaha pencapaian sasaran badan usaha secara keseluruhan, sedangkan sudut pandang proses menganggap organisasi sebagai kumpulan dari proses-proses, sub proses-sub proses, dan aktivitas-aktivitas yang bersifat cross functional (lintas fungsi), sehingga mendorong kerja sama antar fungsi yang lebih baik untuk usaha pencapaian sasaran badan usaha secara keseluruhan. Akuntansi sebagai sistem informasi dituntut untuk mampu menyediakan infonnasi yang relevan dan dana sehingga dapat membantu manajer dalam pengambilan putusan. Johansson et. al. Mengatakan bahwa bagi badan usaha yang berorientasi proses, sistem akuntansi biaya tradisional menjadi tidak relevan lagi, sebingga perlu diubah menjadi sistem biaya berdasarkan aktivitas. Activity-based process costing dan activity-based object costing merupakan kedua langkah ABC yang bertujuan untuk menentukan biaya dari aktivitas-aktivitas yang membentuk proses operasi dan membebankan biaya aktivitas-aktivitas tersebut ke dalam produk. Agar dapat dilakukan analisis biaya aktivitas secara lebih mendalam, ABC perlu dilandasi oleh business process analysis yang dilakukan melalui langkah-langkah pembentukan model proses bisnis, pengidentifikasian aktivitas, analisis nilai proses, dan pengembangan rencana-rencana perbaikan. Dengan demikian dapat dilakukan analisis terhadap nilai tambah masing-masing aktivitas untuk memberi informasi kepada manajer mengenai aktivitas-aktivitas yang sebenarnya dapat ditiadakan atau paling tidak diminimalkan karena tidak memberi nilai tambah bagi badan usaha. Sedangkan pembebanan biaya aktivitas-aktivitas ke dalam produk dapat diperoleh informasi biaya produk yang tepat. PT. "X" yang bergerak dalam produksi pasta gigi, selama ini membebankan biaya-biaya yang terjadi pada masing-masing pusat biaya yang mewakili fungsi-fungsi yang ada dalam badan usaha. Dengan demikian biaya produk hanya dihitung berdasarkan biaya-biaya yang selama ini dikategorikan sebagai biaya departemen produksi. Ditinjau dari sudut pandang proses, biaya produk dihitung dari biaya aktivitas-aktivitas yang membentuk proses operasi PT. "X" yaitu proses yang berkaitan dengan memproduksi produk yang meliputi sub proses perencanaan produksi, penanganan sediaan bahan baku, bahan pembungkus, dan barang jadi, proses produksi, dan pemeliharaan mesin, ternyata juga meliputi biaya­ biaya dari departemen lain di luar departemen produksi. Dengan demikian dapat diperoleh informasi yang lebih akurat mengenai biaya aktivitas-aktivitas apa saja yang sebenarnya membentuk biaya produk. Dalam rangka meningkatkan keakuratan informasi biaya produk, biaya aktivitas-aktivitas proses operasi dianalisis berdasarkan nilai tambahnya bagi badan usaba dan membebankannya ke masing-masing produk berdasarkan activity driver, sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing kategori aktivitas dari masing-masing biaya produk. Hal ini akan menunjang pengambilan putusan manajer dalam rangka pencapaian sasaran badan usaha, terutama mengenai penetapan harga jual produk dan upaya-upaya perbaikan secara bertahap dalam PT. "X". Dengan semakin meningkatnya keakuratan informasi biaya produk tersebut, diharapkan dapat memacu kemampuan bersaing PT. "X".

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 06 Jun 2014 00:00
Last Modified: 06 Jun 2014 00:00
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/16067

Actions (login required)

View Item View Item