Sariana, Mary (1994) Aplikasi Analisis Pemicu Biaya Strategik Dalam Rangka Pengendalian Biaya Pada PT. X Di Pandaan. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_276_Abstrak.pdf Download (135kB) | Preview |
Abstract
Situasi persaingan dunia usaha yang semakin tajam mengakibatkan munculnya kebutuhan akan suatu cara yang mampu dijadikan senjata bagi badan usaha untuk mempertahankan keberadaannya dalam kancah bisnis yang ada. Banyak cara yang dapat dilakukan badan usaha untuk berjuang melawan keganasan persaingan, akan tetapi tidak semua cara yang dilakukan tersebut memiliki kemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup badan usaha untuk masa yang panjang. Untuk ini badan usaha harus memiliki suatu strateji yang bersifat jangka panjang. Menurut Porter (1980), terdapat tiga macam strateji generik yang dimiliki badan usaha, yaitu : 1. Keunggulan biaya menyeluruh, 2. Diferensiasi, 3. Fokus. Apapun strateji yang dipilih badan usaha, kesuksesan strateji tersebut ditentukan oleh kemampuan dari badan usaha tersebut untuk mengimplementasikan strateji ke dalam setiap aspek operasinya, yang salah satunya adalah biaya operasi dari badan usaha itu sendiri. Karena biaya tidak timbul dengan sendirinya, melainkan disebabkan oleh suatu pemicu biaya, maka dalam rangka pengendalian biaya, pemicu biaya tersebut yang harus dikendalikan. Dalam cara pandang stratejik, pemicu biaya ini dinamakan pemicu biaya stratejik. Riley (1987) menyajikan 11 macam pemicu biaya stratejik yang diklasifikasikan ke dalam 2 kategori. Kategori pertama disebut structural cost drivers, yang meliputi scale, scope, experience, technology, dan complexity; sedangkan kategori kedua disebut executional cost drivers yang mencakup work force involvement, total quality management, capacity utilization, plant layout efficiency, product configuration, dan exploiting linkages with suppliers and/or customers. Jadi dalam melakukan pengendalian biaya, badan usaha harus memandang biaya operasinya dalam bentuk pemicu biaya stratejik, yang akan dikaitkan dengan strateji yang telah ditetapkan oleh badan usaha tersebut. Dalam skripsi ini, analisis pemicu biaya stratejik diaplikasikan pada PT "X" yaitu sebuah badan usaha yang bergerak di bidang air mineral. Badan usaha ini dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan baru sehingga memerlukan suatu strateji yang tepat untuk mempertahankan keberadaannya di masa depan. Adapun strateji yang dipilih oleh PT "X" adalah strateji keunggulan biaya, akan tetapi selama ini PT "X" tidak melakukan pengendalian yang berarti untuk mengukur terlaksananya strateji tersebut dalam operasinya. Untuk melakukan analisis pemicu biaya stratejik pada PT "X" perlu diketahui departemen-departemen serta fungsi-fungsi utama dalam operasi PT "X". PT "X" memiliki 4 departemen yang dapat dibagi-bagi menjadi 10 fungsi-fungsi utama. Langkah selanjutnya adalah mengalokasikan biaya-biaya operasi kepada masing-masing fungsi utama tersebut untuk mengetahui biaya yang harus ditanggung oleh masing-masing fungsi utama serta menentukan prosentase masing-masing terhadap total biaya. Pengalokasian tersebut dilakukan untuk masa 3 tahun berturut-turut karena suatu strateji selalu dikaitkan dengan masa yang panjang. Selanjutnya, prosentase rata-rata dari ketiga tahun tersebut akan dijadikan acuan dalam memperhatikan fungsi-fungsi yang menanggung biaya dalam jumlah yang besar. Selanjutnya adalah menentukan pemicu biaya stratejik yang terkait dalam masing-masing fungsi. Hal tersebut dilakukan untuk dapat mengetahui prosentase biaya yang dapat dipengaruhi oleh pemicu-pemicu biaya stratejik yang ada. Dari analisis yang dilakukan di bab IV dapat dilihat bahwa pemicu biaya stratejik yang mempunyai pengaruh besar terhadap total biaya operasi PT "X" adalah kualitas, kompleksitas produk, kapasitas produksi serta hubungan dengan para pemasok atau pelanggan. Dengan mengetahui pemicu biaya stratejik tersebut, PT "X" harus mampu berusaha mengendalikan pemicu biaya tersebut demi terlaksananya strateji PT "X" itu sendiri, yaitu keunggulan biaya. Untuk mengendalikan kualitas produk yang dihasilkan, PT "X" harus mengadakan kerja sama yang erat dengan para pemasok karena hampir keseluruhan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi berasal dari luar badan usaha. Kerja sama tersebut dapat diwujudkan dalam suatu bentuk kontrak jangka panjang yang dapat dijadikan jaminan bahwa PT "X" akan melakukan pembelian bahan baku untuk masa yang panjang dengan suatu timbal balik bahwa pemasok juga berjanji untuk menyediakan bahan baku yang diperlukan dengan kualitas sesuai yang diinginkan. Dalam rangka menangani masalah kompleksitas produk yang dapat menjadi pemicu biaya bagi PT "X", maka PT "X" dapat melaksanakan Activity Based Costing yang berguna unhlk menemukan aktivitas-aktivitas pemicu biaya untuk masing-masing produk sehingga pengendalian dihljukan untuk pemicu-pemicu dari biaya per produk yang dihasilkan. Pemicu biaya stratejik yang terakhir adalah besarnya kapasitas produksi PT "X" yang akhirnya menumpuk di gudang sediaan barang jadi. Dalam mengendalikan sediaan ini, PT "X" seharusnya menjalankan konsep Just In Time yang tidak hanya bermanfaat untuk menekan jumlah sediaan yang ada, tetapi juga menawarkan konsep perbaikan yang berkesinambungan.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Lasi 193031 |
Date Deposited: | 23 Jun 2014 07:38 |
Last Modified: | 23 Jun 2014 07:38 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/17947 |
Actions (login required)
View Item |