Perancangan dan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di PT Lautan Jati Surabaya

KWARI, WILLY ANANTO (2012) Perancangan dan Implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di PT Lautan Jati Surabaya. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of TM_3555_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
TM_3555_Abstrak.pdf

Download (90kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/229257

Abstract

Agar dapat bersaing di era globalisasi saat ini, diperlukan suatu standar baku akan mutu dari produk. Proses produksi saat ini tidak dapat mengandalkan cara tradisional. Ketatnya persaingan antar produk lokal dengan impor membuat para produsen harus mempunyai standar mutu yang terjamin dan tentunya diakui secara sah oleh internasional. Standar mutu yang ada tersebut dapat berupa sertifikasi ISO. Dengan adanya sertifikasi ISO, sisi positif lain yang didapat adalah terbentuknya suatu manajemen yang baku, rapi, dan terstruktur. Dengan adanya kinerja yang rapi dan mutu yang terjamin maka perusahaan dipastikan siap untuk bersaing dengan kompetitor-kompetitor luar. PT. Lautan Jati merupakan perusahaan yang bergerak dalam produksi peralatan-peralatan tidur seperti springbed, spons, dan lainnya. Perusahaan berkembang ini banyak mendistribusikan produknya ke daerah Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, Lombok, dan luar pulau lainnya. Dalam memasarkan produknya PT. Lautan Jati menjual dengan harga murah sesuai dengan keinginan dari para pelanggan. Namun dengan murahnya harga tersebut, kualitas dari produk sangat bagus dan dapat disaingkan dengan produk bermerk lainnya. Latar belakang masalah yang terjadi di PT. Lautan Jati adalah belum adanya sistem manajemen mutu terutama pada bagian dokumentasi. Di PT. Lautan Jati sebenarnya telah mempunyai beberapa mutu yang dibuat, namun belum dijalankan sepenuhnya oleh pihak manajemen. Selain itu dokumentasi yang ada pada perusahaan belum benar-benar disimpan dengan baik. Agar dapat melayani permintaan customer dengan baik, perusahaan bekerja dengan cepat dalam melayani permintaan customer. Namun kondisi ini mempunyai sedikit kelemahan yaitu menyebabkan jumlah spons cacat menjadi tinggi. Banyak spons yang masih belum padat sempurna dilakukan proses pemotongan dan packing sehingga produk sobek dan cacat. Karena dituntut cepat, perhitungan dalam proses pemotongan jarang dilakukan sehingga sisa produk pemotongan sangatlah banyak. Sisa pemotongan yang banyak ini tentunya jika ditotal dapat merugikan perusahaan. Terakhir, perusahaan mempunyai standar dalam pengambilan bahan, baik bahan baku ataupun produk jadi didalam gudang. Pengambilan bahan didalam gudang ini menerapkan prinsip FIFO (First In First Out). Namun pada kenyataannya, banyak karyawan mengambil bahan didalam gudang tidak dengan sistem FIFO. Untuk memperbaiki proses-proses tersebut, maka dibuatlah suatu sistem manajemen yang terstandar didalam perusahaan. Proses tersebut diawali dengan identifikasi gap untuk mengetahui pada klausul mana letak pusat kelemahan perusahaan. Setelah diketahui hasil tersebut, dilakukan proses perancangan manual mutu, prosedur mutu, instruksi kerja, dan formulir mutu. Tujuan dilakukan perencanaan ini agar perusahaan lebih terstruktur dan rapi. Untuk mendapatkan data, dilakukan wawancara kepada pemilik dari perusahaan yang mengetahui dengan jelas proses berlangsungnya perusahaan dari awal hingga akhir. Selain itu dilakukan pengamatan langsung dan wawancara singkat kepada beberapa pekerja di perusahaan. Setelah data dirasa cukup, maka dilakukan proses perancangan. Proses perancangan ini juga berupa usulan perbaikan kinerja yang dirasa dapat memperbaiki proses pada perusahaan. Untuk mengetahui keefektifan proses perancangan yang telah dibuat, maka dilakukan proses implementasi selama dua minggu pada perusahaan. Proses implementasi dilakukan pada tiga prosedur. Pada prosedur proses produksi, implementasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keefektifan dalam mengurangi jumlah potongan spons yang ada. Pada prosedur penyimpanan produk jadi dilakukan implementasi untuk mengetahui seberapa besar tingkat kedisiplinan karyawan dalam mengambil produk didalam gudang. Pengambilan produk didalam gudang harus benar-benar mengikuti proses yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yaitu sistem FIFO (First In First Out). Terakhir, pada prosedur pengiriman produk jadi ke customer dilakukan proses implementasi untuk mengetahui seberapa lama waktu perbaikan dalam pengiriman produk. Pada prosedur ini, produk yang dikirim tidak boleh melebihi batas maksimal dari sasaran mutu yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain pada tiga prosedur tersebut, para karyawan pada saat mengoperasikan mesin dituntut untuk sesuai dengan instruksi kerja yang sudah ditetapkan. Instruksi kerja tersebut terdapat pada keempat mesin perusahaan.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: ISO, manual mutu, prosedur mutu, instruksi kerja, formulir mutu
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Depositing User: Moch. Ali Syamsudin 197011
Date Deposited: 26 Jun 2014 08:50
Last Modified: 26 Jun 2014 08:50
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/18631

Actions (login required)

View Item View Item