Pramono, Fendi (1999) Evaluasi dan Penentuan Harga Rokok Produksi dengan Activity Based Costing System di PT. Supra Gold. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
TM_955_Abstrak.pdf Download (167kB) | Preview |
Abstract
Disadari, bahwa informasi mengenai biaya produksi merupakan salah satu faktor yang sangat penting. PT. SUPRA GOLD sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan produk-produk perhiasan yang terbuat dari emas, menginginkan untuk memperoleh biaya produksi yang akurat. Dengan menerapkan sistem pembebanan biaya yang lama, perusahaan tidak dapat menentukan cost suatu produk dengan akurat. Banyaknya jenis produk yang dihasilkan juga dapat mengakibatkan penyimpangan dalam costing suatu produk, terutama pada overhead costnya. Hal ini mengakibatkan suatu produk menjadi overpriced/underpriced. Karena harga produk merupakan faktor penting dalam berkompetisi dengan pesaingnya, maka costing dan pengontrolan aktivitas kerja yang benar akan berpengaruh dalam meningkatkan daya saingnya dan menjamin profitabilitas jangka panjangnya. Sejalan dengan keinginan perusahaan tersebut, maka sistem pembebanan biaya berdasarkan aktivitas atau Activity Based Costing perlu diterapkan. Dengan ABC, harga pokok produksi dapat ditetapkan dengan lebih teliti sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan, khususnya mengenai harga produk. Sedangkan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dan mengurangi biaya yang ditimbulkan dalam proses produksi, diperlukan manajemen aktivitas atau Activity Based Management yang mengendalikan aktivitas-aktivitas produksi perusahaan. Tahap awal yang akan dilakukan dalam sistem ABC adalah penelusuran biaya-biaya overhead ke aktivitas yang menimbulkannya, selanjutnya membebankan biaya ke produk berdasarkan sumber daya yang dikonsumsi oleh produk. Sedangkan tahapan di dalam ABM adalah menganalisa aktivitas-aktivitas produksi perusahaan, agar dapat dilakukan usaha-usaha untuk mengefisiensi aktivitas yang value added dan mengeliminasi/mereduksi aktivitas yang non valueadded. Setelah dilakukan penelitian maka tampak bahwa sistem pembebanan biaya yang diterapkan perusahaan menyebabkan produk-produknya mengalami distorsi biaya. Produk kalung dan gelang mengalami urdercosting, dengan persentase distorsi terbesar adalah 6,6993%. Produk cincin, liontin, dan giwang mengalami overcosting, dengan persentase distorsi terbesar adalah 1,5726%. Selain itu dari 30 aktivitas produksi perusahaan terdapat sembilan aktivitas yang non value added. Aktivitas-aktivitas tersebut adalah inspeksi kualitas bahan baku, inventory control bahan baku, inspeksi kualitas barang jadi, inventory control barang jadi, set up mesin, pemeliharaan mesin, perbaikan mesin, pergudangan bahan baku, dan pergudangan barang jadi. Biaya yang ditimbulkan oleh aklivitas-aktivitas yang non value added tersebut adalah sebesar Rp.29.909.247,87,-. Atau mencapai 14,4425% dari total biaya overhead.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | ABC System |
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 27 Jun 2014 02:15 |
Last Modified: | 04 Sep 2014 02:42 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/18711 |
Actions (login required)
View Item |