Iskandar, Merry (1999) Perbedaan Gejala Burnout Ditinjau Dari Efektivitas Gaya Kepemimpinan Atasan Berdasarkan Situational Leadership Theory. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Kehidupan industri di era modernisasi cenderung diwarnai oleh spesialisasi dan mekanisasi. Spesialisasi dan mekanisasi dapat menimbulkan stres pada karyawan melalui situasi kerja yang membosank.an. monoton dan rutin. Stres yang tidak diatasi dengan cara pemecahan yang efektif dapat menyebabkan stres makin parah dan berkepanjangan dan beruba.h menjadi burnout. Bukanlah sesuatu yang mengherankan apabila setiap karyawan mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri, yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana pemi.mpin mampu mengolah sumber daya manusia secara efektif dan efisien. Untuk mengatasi masalah ini, dibutuhkan kepemimpinan yang efektif dari seorans pemi.mpin dalBil menyesuaikan gaya kepemi.q>inannya dengan tingkat kematangan karyawan (berkaitan dengan kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan tugas). Ketidaksesuaian gaya kepemimpinan dengan kemampuan dan kemauan bawahan dapat menyebabk.an bawahan merasa kurang dihargai eksistensinya dan mulai menimbulkan gejala-gejala burnout. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetatrui apakah ada perbedaan gejala burnout bila ditinjau dari efektivitas gaya kepemimpinan atasan berdasarkan "Situational Leadership Theory" dengan mengendalikan ke11811PUan mengatasi stres . Populasi peneli tian adalah karyawan PT. Tirta Bah.agia bagian quality control dan produksi. Sampel penelitian sejumlah 67 orang (39 orang bagian quality control dan 28 orang bagian produksi) diambil dengan menggunakan teknik "purposive sampli..ng', dengan kriteria berpendidikan minimal SLTA. P~ulan data dilakukan dengan angket. Analisis data menggunakan teknik analisis kovariansi satu jalur, analis is regresi dan analisis variansi. Hasil analisis statistik llE!Ilunjukkan bahwa. dengan mengendalikan kemampuan mengatasi stres, ada perbedaan gejala burnout ditinjau dari efektivitas gaya kepemimpinan atasan berdasarkan "Situational Leadership Theory" (Fo = 4,909 ; p = 0,028). Lebih lanjut diketahui bahwa pengaruh efektivitas gaya kepemimpinan atasan berdasarkan ''Situational Leadership Theory" terhadap gejala burnout relatif lebih besar bila dibandingkan dengan kemampuan mengatasi stres. Salah satu variabel efektivi tas gaya kepemimpinan atasan berdasarkan "Situational Leadership Theory" yaitu kematangan psikologis memberikan sumbangan efektif terbesar terhadap gejala burnout. Total bobot sumbangan efektif dari dua variabel bebas tersebut terhadap gejala burnout adalah 10,700% ; sedangkan 89,300% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti desain organisasi, interaksi sosial di antara karyawan dan akwnulasi dari beberapa sumber stres kerja. Sebagai saran, hendaknya kematangan psikologis k.aryawan juga perlu dipertahankan oleh pihak perusahaan untuk ditingkatkan.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Sugiarto |
Date Deposited: | 10 Dec 2012 06:11 |
Last Modified: | 29 Sep 2020 02:56 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/1947 |
Actions (login required)
View Item |