Pola Penggunaan Obat Antidiabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap Di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya Selama Periode 2004

Cahyadi, Dewi (2005) Pola Penggunaan Obat Antidiabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Rawat Inap Di Rumah Sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya Selama Periode 2004. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/149995

Abstract

Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan antidiabetes pada penderita diabetes mellitus tipe 2 rawat inap di rumah sakit Adi Husada Undaan Wetan Surabaya selama tahun 2004. Metodologi penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif, dengan bahan penelitian utama berupa rekam medis penderita diabetes mellitus tipe 2. Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa jenis pengobatan yang paling banyak diberikan adalah insulin (54,91 %). Golongan OAD tunggal yang paling banyak diberikan adalah sulfonilurea (74,54%), sementara jenis yang paling banyak adalah glimepirid (37,89%). Golongan kombinasi OAD-OAD yang paling banyak diberikan adalah sulfonilurea-biguanida (84,74%), sementarajenis yang paling banyak adalah gliburid-metformin (32,61% ). Go Iongan insulin tunggal yang paling banyak diberikan adalah insulin kerja singkat (95,75%), sementara jenis yang paling banyak adalah soluble insulin injection (87,27%). Go1ongan kombinasi insulin-insulin yang paling banyak diberikan adalah insulin kerja singkat-insulin kerja sedang (91,66%), sementara jenis yang paling banyak adalah soluble insulin injection-isophane insulin injection (58,33%). Golongan kombinasi OAD-insulin yang paling banyak diberikan adalah sulfonilurea-insulin kerja singkat-insulin kerja sedang (57,14%), sementara jenis yang paling banyak adalah gliklazid-soluble insulin injection-isophane insulin injection (50,00%). Antidiabetes yang paling banyak diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal ringan, sedang, dan parah adalah insulin kerja singkat, yaitu soluble insulin injection, masing-masing 48, 15%; 68,89%; dan 77,78%. Penggunaan OAD tunggal yang tidak sesuai pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal ringan dan sedang masing-masing sebanyak 12,35% dan 6,67%. Antidiabetes yang paling banyak diberikan pada penderita yang berdasarkan diagnosa mengalami gangguan ginjal adalah sulfonilurea-biguanida, yaitu glibenklamidmetformin, sebanyak 37,50%. Antidiabetes yang paling banyak diberikan pada penderita yang didiagnosa mengalami gangguan hati adalah insulin kerja singkat (46,90%), yaitu soluble insulin injection (34,38%). Antidiabetes yang paling banyak diberikan pada penderita yang diduga mengalami gangguan fungsi hati adalah insulin kerja singkat (80,59%), yaitu soluble insulin injection (73,13%). Kesimpulan: Antidiabetes yang paling banyak diberikan adalah insulin.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 18 Dec 2014 07:01
Last Modified: 18 Dec 2014 07:01
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/21796

Actions (login required)

View Item View Item