Penerapan Substantive Test Atas Sediaan Bahan Baku Dalam Rangka Mendukung Kewajaran Penyajiannya Pada laporan Keuangan PT S Di Surabaya

Wijaya, Lili (2005) Penerapan Substantive Test Atas Sediaan Bahan Baku Dalam Rangka Mendukung Kewajaran Penyajiannya Pada laporan Keuangan PT S Di Surabaya. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of AK_1817_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
AK_1817_Abstrak.pdf

Download (103kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/153045

Abstract

Sediaan merupakan salah satu komponen aktiva lancar yang jumlahnya sangat material dan berpengaruh besar pada laporan keuangan. Pengendalian dan pengawasan terhadap sediaan perlu dilakukan karena pada umumnya sediaan merupakan harta yang sensitif terhadap kerusakan, pencurian, perubahan harga, serta merupakan objek manipulasi yang rawan dalam suatu badan usaha. Kesalahan dalam perhitungan sediaan tidak hanya akan berdampak pada laporan keuangan periode itu saja, tapi juga akan berpengaruh pada laporan keuangan periode berikutnya. Hal ini disebabkan sediaan merupakan akun permanen yang saldo akhirnya akan menjadi saldo awal pada periode berikutnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan audit terhadap sediaan untuk mengetahui kewajaran penyajiannya dalam laporan keuangan. PT "S" merupakan badan usaha manufaktur yang bergerak di bidang industri pengolahan kayu (woodworking industry). Kegiatan produksi pada PT "S" dilakukan berdasarkan pesanan (job order). Sediaan bahan baku PT "S" yang berupa kayu bulat (log) memiliki sifat yang mudah rusak dan peka terhadap pengaruh lingkungan. Sifat tersebut menyebabkan PT "S" seringkali menghadapi masalah terkait dengan sediaan bahan bakunya, yaitu terjadinya selisih nilai sediaan bahan baku antara catatan akuntansi dan jumlah fisik yang ada di gudang. Selisih tersebut dapat mempengaruhi kewajaran penyajian nilai sediaan pada laporan keuangan PT "S". Untuk mengetahui material atau tidaknya selisih yang terjadi dan bagaimana pengaruh selisih tersebut terhadap kewajaran laporan keuangan, dilakukanlah substantive tests. Sebelum melakukan pengujian substantif atas sediaan bahan baku PT "S", auditor perlu memperoleh pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal PT "S". Pemahaman dan penilaian atas struktur pengendalian internal sangat terkait dengan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan dilakukan. Secara umum struktur pengendalian internal pada PT "S" sudah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi-fungsi yang ada dalam badan usaha. Kemudian, PT "S juga memiliki sistem dan prosedur yang cukup baik dalam menangani sediaan bahan bakunya. Transaksi yang terkait dengan bahan baku juga telah memiliki dokumen pendukung dan dicatat oleh bagian akuntansi dengan benar. Walaupun demikian, pengendalian internal PT "S" masih memiliki beberapa kelemahan yang memungkinkan timbulnya kesalahan maupun kecurangan yang dilakukan oleh pihak internal badan usaha. Kelemahan pengendalian internal yang ada dalam PT "S" antara lain adanya perangkapan fungsi, dimana penerimaan dan penyimpanan bahan baku dirangkap oleh bagian gudang. Selain itu, PT "S" tidak memiliki dokumen permintaan pembelian bahan baku. Selama ini permintaan pembelian bahan baku dilakukan secara lisan. Kelemahan yang lain yaitu stock opname atas sediaan bahan baku tidak dilakukan secara periodik dan pelaksanaannya tidak didasarkan pada instruksi tertulis. Kelemahan-kelemahan pada struktur pengendalian internal PT "S" perlu diperiksa untuk mengetahui bagaimana dampaknya pada nilai sediaan yang disajikan di laporan keuangan. Pemeriksaan tersebut dilakukan dengan cara menerapkan substantive tests. Berdasarkan substantive tests yang dilakukan, ditemukan selisih antara catatan akuntansi dan jumlah fisik yang sebenarnya. Selisih yang timbul yaitu sebesar Rp2.324.440 atau 0,93%, dimana nilai sediaan menurut catatan akuntansi lebih besar jika dibandingkan jumlah fisiknya. Selisih tersebut bisa dikatakan tidak material bila dibandingkan dengan nilai sediaan bahan baku secara keseluruhan, sehingga saldo bahan baku yang tercantum di neraca dapat dikatakan wajar. Apalagi penyebab selisih tersebut bukan suatu kesengajaan, melainkan kerusakan pada bahan baku yang merupakan sesuatu umum terjadi. Walaupun tidak material, selisih tersebut mengakibatkan nilai sediaan dan beban pokok penjualan menjadi tidak tepat. Oleh karena itu, untuk lebih mendukung kewajaran laporan keuangan, perlu dilakukan penyesuaian atas selisih tersebut. Kemudian, PT "S" juga perlu memperbaiki struktur pengendalian internalnya yang bersangkutan dengan sediaan agar kinerjanya di kemudian hari menjadi lebih baik.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting
Divisions: Faculty of Business and Economic > Department of Accounting
Depositing User: Sugiarto
Date Deposited: 21 Jan 2015 08:28
Last Modified: 21 Jan 2015 08:28
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/21987

Actions (login required)

View Item View Item