., Megawati (2009) Penerapan Pengakuan Pendapatan yang Sesuai dengan PSAK No. 23 Terkait dengan Metode Pengakuan Laba Kotor pada Transaksi Penjualan Cicilan serta Pengaruhnya pada Laporan Keuangan CV. X di Pandaan. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_2515_Abstrak.pdf Download (44kB) | Preview |
Abstract
Pada saat ini usaha penjualan motor bekas semakin lama semakin bertambah banyak jumlahnya, sistem pembayaran dapat dilakukan dengan secara tunai dan juga secara kredit yakni dengan cara mencicil dalam beberapa kali bayar. Badan usaha atau dealer dapat melayani sendiri pembayaran dengan cicilan ataupun penjualan secara cicilan ini diserahkan pada badan pembiayaan yang secara khusus melayani pembayaran secara cicilan. bagi badan usaha yang melayani sendiri penjualan secara cicilan, maka badan usaha juga harus siap menanggung resiko apabila terjadi gagal bayar oleh pelanggan. Dengan adanya sistem pembayaran dengan cara mencicil ini, maka sebenarnya perlakuan akuntansi yang tepat sangat mempengaruhi laporan keuangan badan usaha yakni pada nilai laba yang akan disajikan. Perlakuan terhadap pengakuan pendapatan pada penjualan tunai dan cicilan tentunya juga akan berbeda dan tidak dapat disamakan. Perlakuan akuntansi pada penjualan cicilan tidak dapat disamakan dengan perlakuan akuntansi untuk penjualan biasa atau secara tunai khusunya pada pengakuan laba oleh badan usaha. Pada penjualan tunai laba dapat secara langsung diakui pada saat penjualan terjadi, namun pada penjualan cicilan laba tidak dapat secara langsung diakui oleh badan usaha karena pembayaran dilakukan dalam beberapa kali bayar sehingga laba yang diakui juga harus ditangguhkan terlebih dahulu. Dengan adanya perbedaan terhadap pengakuannya, maka yang menjadi masalah pada penjualan cicilan adanya pada laba yang boleh diakui. Untuk pengakuan terhadap laba, terdapat beberapa metode yang dapat digunakan yakni metode cicilan (installment method) dan metode pemulihan biaya(cost recovery method). Kedua metode ini memiliki perbedaan dimana pada metode cicilan laba diakui bersamaan dengan biaya sehingga laba akan diakui sebesar persentase laba yang telah ditentukan. Sedangkan pada metode pemulihan b iaya laba baru dapat diakui pada saat semua biaya dari barang tersebut telah tertutupi semua barulah sisanya dapat diakui sebagai laba oleh badan usaha. Kedua metode tersebut tentunya memiliki dampak tersendiri apabila diterapkan pada badan usaha, dan tentunya dampak tersebut akan terlihat pada laporan keuangan yang dibuat oleh badan usaha khusunya pada nilai laba yang diakui. Kedua metode tersebut sama-sama baik hanya penerapannya harus disesuikan dengan kondisi badan usaha itu sendiri.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | PSAK No. 23, Pengakuan Laba Kotor, Transaksi Penjualan |
Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 18 Feb 2015 06:37 |
Last Modified: | 18 Feb 2015 06:37 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/23202 |
Actions (login required)
View Item |