Pola Penggunaan Obat pada Penderita Stroke Non Hemoragik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang Periode Bulan Januari Sampai Juni 2004

Nuri, Andina Nuran (2008) Pola Penggunaan Obat pada Penderita Stroke Non Hemoragik Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang Periode Bulan Januari Sampai Juni 2004. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of F_2595_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
F_2595_Abstrak.pdf

Download (99kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/133425

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai Pola Penggunaan Obat Stroke pada penderita stroke non hemoragik rawat inap di Rumah Sakit Umum daerah Jombang. Pengamatan dilakukan terhadap rekam medik penderita selama bulan Januari sampai Juni tahun 2004 sebanyak 130 kasus. Untuk penelitian ini diambil 100 rekam medik dari 130 rekam medik. Data menunjukkan bahwa penderita stroke non hemoragik terbanyak pada kelompok usia lanjut (≥60 tahun) sebanyak 57%. Dilihat dari jenis kelaminnya menunjukkan bahwa jumlah penderita dengan jenis kelamin laki-laki (50%) sama banyak dengan jenis kelamin perempuan (50%). Berdasarkan angka kematiannya, dari 100 penderita yang diamati sebanyak 6% penderita mengalami kematian. Rata-rata lama perawatan tiap penderita dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang 9 hari. Risiko yang paling dijumpai pada penderita stroke non hemoragik adalah Hipertensi (58%), diikuti oleh Diabetes melitus (21%), Dislipidemia (17%), penyakit jantung koroner (2%), dan atrial fibrilation (2%). Penderita stroke non hemoragik rata-rata mempunyai 1 macam faktor risiko, dimana faktor risiko tersebut merupakan suatu kondisi yang dapat memperburuk keadaan penderita stroke non hemoragik. Kelas terapi obat stroke yang paling banyak digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah Jombang pada 100 penderita stroke non hemoragik adalah suplemen (100%), diikuti vasodilator (30%) dan antiplatelet (24%). Obat yang termasuk dalam kelas terapi suplemen adalah Piracetam (129%), kemudian diikuti Citikolin (95%), Ginko Biloba (5%), Hydergin (2%), dan Pyritinol (1%). Obat yang termasuk dalam kelas terapi vasodilator adalah Naftidrofuryl (30%). Obat yang termasuk dalam kelas terapi antiplatelet adalah Acetyl salicylic acid (22%). Pengobatan majemuk yang paling banyak diberikan pada 45 penderita stroke non hemoragik adalah suplemen-vasodilator perifer (55,56%), kemudian diikuti suplemen-antiplatelet (33,33%) dan suplemen-antiplatelet-vasodilator (11,11%). Keberhasilan terapi obat stroke tersebut pada penderita stroke non hemoragik dengan kriteria pulang setelah mendapatkan ijin dari dokter dapat dilihat dengan 3 penderita stroke non hemoragik yang pulang dalam keadaan sembuh dan 65 penderita stroke non hemoragik yang pulang dalam keadaan membaik.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Penggunaan obat, stroke non hemoragik, RSUD Jombang
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 18 May 2015 02:33
Last Modified: 18 May 2015 02:33
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/24311

Actions (login required)

View Item View Item