Wulandari, Devi (2004) Pengaruh Faktor Usia, Tingkat Pendidikan dan Tingkat Penghasilan terhadap Pola Penggunaan Obat pada Pengobatan Sendiri (Di Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan). [Undergraduate thesis]
["document_typename_application/xml" not defined]
ks-f-1517.xml Download (1kB) |
Abstract
Pengobatan sendiri atau yang biasa disebut self medication adalah mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obat-obat yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dari dokter (Rahardja, 1993). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengobatan sendiri, antara lain : usia, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada masyarakat Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasmuan tepatnya Desa Glagahsari, Desa Karangsono, Desa Lemahbang dan Desa Sebandung sebagai sampel pada tanggal 22 Mei 2003 sampai dengan 22 Juni 2003, dengan metode survei menggunakan angket (100 responden) diperoleh suatu gambaran tentang hal - hal yang berkaitan dengan pola penggunaan obat pada pengobatan sendiri. Berdasarkan Tingkat Usia , Berdasarkan hasil penelitian, faktor usia dapat mempengaruhi pola penggunaan obat pada hal- hal yang berhubungan dengan pengobatan sendiri, dapat dilihat pada table XIII, misalnya : dalam menentukan sikap bila sakit, sebagian besar usia yang lebih tua (31-35, 41-45, 51-55) memilih sesuai aturan, jika "Sampai Habis" diminum habis dan jika "Bila Perlu" diminum kalau sakit, sedangkan usia yang lebih muda memilih diminum sampai habis dan memilih kalau sudah enakan atau sembuh dihentikan. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian, faktor tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pola penggunaan obat pada hal - hal yang berhubungan dengan pengobatan sendiri, dapat dilihat pada tabel XIV, misalnya : dalam menentukan alternatif pilihan jika obat yang dibeli mahal, untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi (SLTA dan AK/PT) memilih membeli obat generik atau obat paten yang kandungan dan khasiatnya sama, sedangkan untuk tingkat pendidikan yang lebih rendah memilih tetap membeli karena obat mahal adalah manjur dan memilih membeli jamu/obat tradisional. Berdasarkan Tingkat Penghasilan Berdasarkan hasil penelitian, faktor tingkat penghasilan dapat mempengaruhi pola penggunaan obat pada hal - hal yang berhubungan dengan pengobatan sendiri, dapat dilihat pada tabel XV, misalnya : dalam menentukan sikap jika bingung memilih obat yang dilakukan, untuk tingkat penghasilan yang kecil (<200.000) memilih meminta nasehat orang lain, sedangkan untuk kelompok tingkat penghasilan yang lebih besar memlih pergi berobat ke puskesmas/RS. Dari basil penelitian, penggunaan obat dalam pengobatan sendiri jika,dilihat pada table IX, tidak sesuai dengan semestinya. Oleh karena itu peran farmasis sangat dibutuhkan dalam memberikan pengarahan atau informasi tentang obat kepada masyarakat luas. Pada penelitian ini pembagian tingkat sosial ekonomi hanya didasarkan pada besar kecilnya penghasilan tanpa memperhatikan ciri-ciri yang lebih rinci dari tiap golongan misalnya dengan mempertimbangkan kondisi tempat tinggal, besar kecilnya pengeluaran, bentuk rumah dan lain sebagainya.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy |
Depositing User: | Moch. Ali Syamsudin 197011 |
Date Deposited: | 06 Jul 2015 02:32 |
Last Modified: | 24 Mar 2021 15:06 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/24863 |
Actions (login required)
View Item |