Tanoko, Sigit Putra (2009) Studi Kelayakan Pendirian Museum Patung Lilin di Jakarta. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
TM_3205_Abstrak.pdf Download (386kB) | Preview |
Abstract
Dalam lingkungan kerja yang semakin kompetitif, tekanan dan beban kerja semakin meningkat, Ekspektasi basil yang ingin dicapai semakin tinggi. Maka diperlukan suatu sarana hiburan yang dapat mereduksi bahkan menghilangkan tekanan dan beban kerja (stress), oleh karena itu, penulis merancang sebuah sarana biburan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi dan letaknya dekat dengan pusat kota, yaitu Museum Patung Lilin Jakarta. Untuk mendirikan suatu usaha, harus diketahui terlebih dahulu kelayakan pendirian usaha tersebut. Oleh karena itu, penulis melakukan studi kelayakan pendirian usaha yang ditinjau dari aspek pasar, teknis, manajemen, keuangan dan pemasaran dengan horison perencanaan 5 tahun. Dari basil perhitungan, proporsi permintaan efektif masib jauh lebih besar dibanding dengan daya tampung museum, sebagian besar perhitungannya menggunakan metode moving average, sehingga jumlah pertumbuhan pengunjungnya adalah 0, padahal secara riilnya pasti meningkat. Sehingga museum tersebut dikatakan layak jika ditinjau dari aspek pasar. Estimasi pengunjung pada tahun 2010 sebesar 483.340 orang. Dalam pemiliban lokasi, terdapat 2 piliban lokasi yaitu di kawasan Senayan dan kawasan Tomang. Lokasi yang terpilib adalah daerah Senayan dengan luas lantai usaha sebesar 720m2 • Kepemilikan museum tersebut adalah mitik para pemegang saham yang ikut melakukan investasi awal dengan modal usaha 47,26% dari para pemegang saham dan 52,74% hutang bank. Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi fungsional. Total Project Cost yang dibutuhkan untuk mendirikan Museum Patung Lilin Jakarta tersebut adalah sebesar Rp.23.275.084.000,00. Net Present Value usaha ini bernilai lebih besar dari nol yaitu sebesar Rp. 29.955.256.072,16. Pengembalian modal menurut perhitungan Discounted Payback Periode adalah lebih dari 5 tahun, dimana waktu pengembalian lebib panjang dari periode perencanaan proyek. Sedangkan Internal Rate of Return bemilai lebih besar dari MARR (20,65%) yaitusebesar 52,9%. Dengan demikian dapat dikatakan usaba inilayak untuk didirikan. Berdasarkan perhitungan pretax profit, terdapat dua variabel yang paling sensitif terhadap perubahan, yaitu pendapatan d8ri jumlah pengunjung museum, harga tiket dan beban biaya promosi. Tingkat penurunan pendapatan maksimal akibat penurunan jumlah pengunjungyang diijinkan adalah sebesar 56,68%, sedangk.an tingkat penurunan pendapatan maksimal akibat penurunan harga tiket yang diijinkan adalah 51,95% atau Rp38.963,77, dan peningkatan beban biaya promosi maksimal adalah sebesar 242,72%.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Studi kelayakan, pendirian museum |
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 13 Nov 2015 03:20 |
Last Modified: | 13 Nov 2015 03:20 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/26043 |
Actions (login required)
View Item |