Wijaya, Megawati (2009) Perbaikan Kualitas Proses Produksi dengan Menggunakan Metode Six Sigma di PT. Aneka Tirta Sukoindo, Padaan. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
TM_3226_Abstrak.pdf Download (107kB) | Preview |
Abstract
Dewasa ini, persaingan antar perusahaan dalam merebut pasar semakin ketat terutama di bidang industri air mineral kemasan. Setiap perusahaan harus memiliki strategi yang dapat digunakan sebagai keunggulan perusahaan tersebut dalam bersaing dengan perusahaan yang lain/para pesaingnya. Perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi permintaan dan persyaratan dari konsumen/keinginan dari konsumen agar dapat terus bertahan dalam menghadapi persaingan yang sangat ketat pada saat ini. Salah satu kriteria persyaratan konsumen yang paling utama adalah kualitas dari produk yang dihasilkan. PT.Aneka Tirta Sukoindo merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri air minum dalam kemasan. Produk yang dihasilkan oleh ada 2 merek yaitu AQUCUI dan oce. Produk AQUCUI ada beberapa jenis dengan masing-masing nilai persentase cacat yaitu 220ml (13,63%), 240ml (0,78%), 330ml (1,8%), 600ml (1,46%), 1500ml (1,95%), dan galon 19L (14,61%). Selama ini persentase cacat AQUCUI 220ml lebih rendah dibanding AQUCUI galon 19L, tetapi tingkat penjualan AQUCUI 220ml lebih tinggi dibandingkan AQUCUI galon 19L dan merupakan produk utama. Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini akan fokus pada AQUCUI 220 ml. Cacat pada AQUCUI 220 ml disebabkan oleh cacat supplier (2,32%) dan cacat mesin (11,31%). Kriteria cacat AQUCUI ada beberapa macam yaitu cacat air kurang/kotor, cacat cup double, cacat lid miring, cacat bocor, cacat penyok, cacat cup kosong, cacat layer, cacat straw, dan cacat box. Produk cacat tersebut ada yang di-rework dan ada yang menjadi scrap. Untuk mengurangi variasi cacat digunakan metode six sigma melalui siklus DMAIC (Define Measure Analyze Improve Control). Pada tahap Define didapatkan Voice of Customer (VoC) meliputi cup tidak bocor, harga terjangkau, lid tidak miring, cup tidak mudah pecah, dan cup tidak penyok. Sehingga bisa didapatkan Critical to Quality (CTQ) dengan penggabungan antara VoC dan karakteristik dari proses produksi. CTQ tersebut meliputi kesesuaian kandungan bahan kimiawi bahan baku utama, kesesuaian kandugan mikrobiologi bahan baku utama, air dalam cup tidak kotor/tidak kurang, cup tidak bocor, lid tidak miring, cup tidak double, cup tidak penyok, cup tidak kosong, straw baik, layer baik, dan box baik. Tahap Measure dilakukan perhitungan baseline kinerja dan pembuatan peta kontrol proses mesin filling dan proses packaging. Nilai sigma proses mesin filling (σ = 4.22, DPO = 0.000537228, DPMO = 537.228) dan packaging (σ = 4.87, DPO = 0.000127293, DPMO = 127.293) tergolong baik (σ>4) tetapi berdasarkan pembuatan peta kontrol masih terdapat data pada mesin filling tidak terkendali sehingga akan dianalisis lebih lanjut. Tahap Analyze dilakukan analisis dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui masalah dominan yang terjadi pada masing-masing proses (proses filling meliputi cacat cup double, cacat bocor, dan cacat lid miring, sedangkan proses packaging meliputi cacat layer, dan cacat box), diagram ishikawa untuk mengetahui penyebab dari masing-masing jenis cacat tersebut, dan tabel Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dari tabel FMEA akan didapatkan rancangan perbaikan yang akan diutamakan dengan melihat nilai RPN terbesar. Kemudian pada tahap Improve akan dilakukan beberapa implementasi yang telah dirancang sesuai dengan batasan-batasan yang diberikan oleh pihak perusahaan. Adapun beberapa implementasi yang boleh dilakukan antara lain melatih operator untuk patuh terhadap instruksi kerja yang ada (jarak antar cup 1 cm), menambah jumlah operator dalam area mesin filling, saat panas dari mesin belum sesuai proses produksi tidak dilakukan (panas mesin=2000C), mengontrol keadaan mesin 1 minggu sekali, mengontrol rantai pada lid setiap 1 jam sekali, pembuatan aturan penggunaan layer dan box). Berdasarkan hasil implementasi pada pada proses mesin filling dan proses packaging mulai tampak sedikit perbaikan/peningkatan dimana persentase cacat setelah perbaikan sedikit mengalami penurunan. Hal ini dapat diketahui dari peningkatan kapabilitas sigma pada proses mesin filling (σ = 4.59, DPO = 0.000333904, DPMO = 333.904) dan proses packaging (σ = 4.96, DPO = 0.000135062, DPMO = 135.062). Selanjutnya untuk tetap menjaga agar cacat tidak terjadi kembali, pada tahap Control dibuat mekanisme kontrol proses pada masing-masing jenis cacat yag meliputi instruksi kerja, kriteria, alat kontrol, periode kontrol, dan penanggung jawab.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Proses Produksi, Metode Six Sigma |
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 17 Nov 2015 11:29 |
Last Modified: | 17 Nov 2015 11:29 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/26091 |
Actions (login required)
View Item |