Fisabilihaq, Erza (2015) Modernisasi Pada Kaum Marjinal di Belitung di Masa Orde Baru (1966-1968) : Sebuah Kajian Psikologi Historis Atas Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
S_384_Abstrak.pdf Download (190kB) | Preview |
Abstract
Ikal, merupakan tokoh utama dalam novel Laskar Pelangi. Ikal besar di desa Gantung, Belitung Timur dalam keluarga yang miskin dan serba kekurangan. Ikal harus menjalani kehidupan masa kecilnya di tengah-tengah ketidakadilan dalam masa Orde Baru. Ada beberapa permasalahan berkenaan dengan kisah Laskar Pelangi. Pertama, tumbuh-kembang tokoh Ikal dan teman-temannya di masa Orde Baru dalam sebuah masyarakat yang sedang mengalami modernisasi. Kedua, faktor-faktor sosial yang membetuk pengalaman perkembangan mereka. Ketiga, dampak-dampak psikologis dari pengalaman perkembangan seperti itu atas diri mereka. Keempat, bagaimana struktur masyarakat lokal dan nasional telah mendorong dan menghambat usaha-usaha mereka dalam mencapai tujuan hidup mereka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebuah karya sastra berjudul Laskar Pelangi. Melalui metode close reading ini, peneliti menelaah teks dengan mencari tahu maksud Andrea menulis Laskar Pelangi, mencari tahu apa maksud obyek, dalam hal ini teks Laskar Pelangi, dan mengaitkan teks dengan realitas yaitu dengan zaman dan masyarakat ketika teks tersebut. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan penelitian ini, yaitu: Pertama pengalaman modernisasi Ikal dan teman-temannya diperoleh dari sekolah dan lingkungan sosialnya. Dari sekolah Ikal dan teman-temannya merasakan pengalaman modernisasi seperti diajarkannya ilmu pengetahuan dan agama. Di lingkungan sosial, kehidupan Ikal dan teman-temannya berada pada kalangan kaum marjinal dimana saat berproses menjadi manusia modern mengalami keterbatasan. Kedua, pemerintah memberikan bantuan dana atau usaha hanya untuk orang-orang yang diyakini dapat mengembangkan dana itu. memprioritaskan pertumbuhan di atas pemerataan. Ketiga, rasa dendam yang Ikal rasakan ingin dibalasnya dengan cara mencapai cita-citanya. Ikal mempersepsi kemiskinan bukan sebagai kekurangan, tapi sebuah masalah yang harus diselesaikan. Keempat, kejadian di masa Orde Baru yang dirasakan oleh Ikal dan teman-temannya sebagai masyarakat marjinal di Belitung Timur adalah kekecewaan terhadap ketidakadilan. Ikal dan teman-temannya tidak dapat menikmati kemewahan yang dimiliki Belitung. Kelima, kemiskinan dan ketimpangan sosial merupakan penghambat bagi Ikal dan teman-temannya untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Namun, Bu Mus, Pak Harfan, dan teman-temannya adalah inspirasi yang membuat Ikal dan teman-temannya mencapai kesuksesan.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | modernisasi, kaum marjinal, novel popular, perubahan sosial, dampak psikologis |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Sugiarto |
Date Deposited: | 12 Jan 2016 01:39 |
Last Modified: | 12 Jan 2016 01:39 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/26491 |
Actions (login required)
View Item |