Wardani, Ni Luh Kesuma (2007) Pola Polifarmasi di Instalasi Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Katolik St. Vincentius A Paulo (RKZ) Surabaya Selama Bulan Juli 2005 Sampai Dengan Juni 2006. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
F_2213_Abstrak.pdf Download (88kB) | Preview |
Abstract
Telah dilakukan penelitian mengenai "Pola Polifarmasi di Instalasi Intensive Care Unit (ICU) RSK St. Vincentius a Paulo (RKZ) Surabaya selama Bulan Juli 2005 sampai dengan Juni 2006". Pengamatan dilakukan terhadap 100 rekam medik pasien yang mendapat lima jenis obat atau lebih pada hari yang sama di insta1asi ICU. V ariabel dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan kelompok umur memperoleh pengobatan polifarmasi di instalasi ICU, jumlah jenis obat, jenis obat, duplikasi obat, interaksi obat, lama pemberian obat, bentuk sediaan farmasi dan cara pemberian obat pada pasien yang memperoleh pengobatan polifarmasi di instalasi ICU, diagnosa penyakit, lama perawatan pasien, serta angka kematian pasien yang mendapatkan pengobatan polifarmasi di instalasi ICU. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah jenis kelarnin dan kelompok umur yang paling banyak mendapat pengobatan polifarmasi di instalasi ICU adalah lakilaki (57%) dan kelompok umur :::': 80 tahun (21%). Jumlah jenis obat yang diberikan berada pada rentang 5 sampai 23 jenis obat, dengan rata-rata jumlah jenis obat yang diberikan pada pasien adalah 11,88. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah obat kardiovaskuler dan sistem hematopetik (3,26 tiap pasien). Sebanyak 21% pasien mengalarni duplikasi. Jenis obat yang paling banyak terduplikasi adalah furosemide. Kemungkinan interaksi obat adalah 3934. Pasien yang mengalarni interaksi sebanyak 81%, dimana terdapat interaksi farmaseutika 5, 71% dan interaksi farmakokinetikafarmakodinarnika sebanyak 94,29%. Interaksi fannakokinetika-farmakodinarnika yang paling banyak terjadi adalah interaksi tingkat 3 (50,48%). Kombinasi obat yang paling sering mengalami interaksi adalah morfin-ranitidin (15,24%). Rata-rata lama pemberian obat adalah 1,46 hari. Bentuk sediaan yang paling banyak digunakan adalah injeksi (62,54%) dan cara pemberian obat yang paling sering adalah parenteral (62,54%). Diagnosa penyakit yang paling sering dijumpai adalah penyakitlkelainan pada sistem kardiovaskuler (30%). Ada perbedaan namun tidak bermakna antara lama perawatan pasien laki-laki dan perempuan. Perbandingan rata-rata lama pemberian obat dan lama perawatan pasien adalah l banding 6. Angka kematian pasien yang memperoleh pengobatan polifarmasi adalah 28%. Pada penelitian ini praktek polifarmasi disarankan untuk dihindari, terkait dengan risiko pengobatan yang lebih besar, seperti terjadinya interaksi obat, duplikasi obat, kurangnya kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obatnya, dan peningkatan biaya pengobatan yang dapat menurunkan kualitas hidup pasien.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pola Polifarmasi, pasien, instalasi ICU |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy |
Depositing User: | Jumagi 197012 |
Date Deposited: | 21 Apr 2016 03:25 |
Last Modified: | 21 Apr 2016 03:25 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/27585 |
Actions (login required)
View Item |