Daya Refleksi dan Kebersihan Berperan, Sebuah Kajian Kasus Pertentangan antara Anak dan Orangtua

Thongka, Yenni Monita (2006) Daya Refleksi dan Kebersihan Berperan, Sebuah Kajian Kasus Pertentangan antara Anak dan Orangtua. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of S_175_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
S_175_Abstrak.pdf

Download (45kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/139654

Abstract

Tujuan penelitian ini ialah memahami implikasi dari pertautan pribadi-pribadi yang tak reflektif ketika membawakan peran masing­ masing. Pembawaan peran yang dijadikan fokus penelitian ini ialah peran anak-orangtua. Mengadopsi nilai kelompok sosial tak berarti melepaskan posisi sosial seseorang dalam struktur sosial. Nilai yang diadopsi masing-masing pemeran bisa saja saling bertabrakan ketika nilai itu menjadi harapan sosial. Rujukan nilai yang berbeda atas pembawaan perilaku sang pembawa peran dapat berimpak pada kesalahpahaman, sebab peran sosial tidak lain adalah senyawa antara posisi dan harapan sosial. Posisi sosial menetap, sedang harapan sosial berubah; tergantung pada nilai yang adopsi masing­ masing pemeran. Ada dua kemungkinan terjadi atau tidak terjadi sintesis dan kondisi terjadi-tidaknya sintesis ini bisa atau tidak bisa dipahami oleh sang pembawa peran. Kondisi ketakpahaman atas terjadi-tidaknya sintesis adalah ketidakreflektifan, di mana sang pemeran tidak menyadari status sintesis antarrujukan nilai yang diadopsi sehingga menjadi harapan sosial. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dimaksudkan untuk menguak bagaimana informan memaknai tindakan dan pikirannya. Sedang metode yang digunakan adalah studi kasus mikroetnografi. Ketiga informan penelitian ini adalah para anggota dari satu keluarga yang terdiri dari anak, ayah dan Ibu. Hasil wawancara yang sudah ditranskrip diolah melalui tiga tahap: open coding, axial coding dan selective coding. Disimpulkan dari penelitian ini, ketidakreflektifan ialah kondisi ketidakpahaman atas munculnya nilai baru yang bertabrakan dengan nilai sebelumnya. Ketidakreflektifan secara afeksional ialah kondisi keterenggutan (detachment), di mana ada usaha, entah secara sadar atau tidak, dari satu pihak; untuk tidak tergantung secara afeksional pada pihak lain. Dengan demikian, baik kelekatan (attachment) maupun keterenggutan tak dapat dimaknai semata sebagai isyu yang ber-ranah afektif, tetapi sebagai isyu ber-ranah kognitif, di mana kesuksesan pembawaan peran ditentukan oleh kesadaran atau kepahaman atas status sintesis antarnilai yang dijadikan harapan sosial dalam konteks peran.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Intrepretive, mikroetnografi, open coding, axial coding dan selective coding, attachment, detachment.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 04 May 2017 04:36
Last Modified: 04 May 2017 04:36
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/29750

Actions (login required)

View Item View Item