Hubungan Antara Konsep Individualism-Collectivism Dengan Kadar Culture Shock Yang Dialami Orang Asing

Setiadi, Medyana Marliany (1998) Hubungan Antara Konsep Individualism-Collectivism Dengan Kadar Culture Shock Yang Dialami Orang Asing. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/139719

Abstract

Beberapa tahun terakhir terjadi lonjakan yang tajam pada masuknya tenaga kerja asing (beserta keluarga) ke Indonesia. Hal ini mungkin dikarenakan masih lebih tingginya penghargaan yang diberikan kepada para pekerja asing daripada orang-orang lokal. Fenomena ini kemudian menimbulkan pertanyaan bagaimana reaksi para orang asing tersebut terhadap perbedaan budaya antara budaya kampung halaman dengan budaya Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara konsep individualism-collectivism (IC) dengan kadar culture shock (kebingungan atau keterkejutan yang dialami ketika terjadi perpindahan budaya) pada orang asing. Diasumsikan, orang asing yang berasal dari budaya kokktivistik lebih rendah kadar culture shock-nya daripada yang berlatar belakang individualistik. Jug1 untuk mengetahui apakah benar seseorang akan mempunyai sikap yang berbeda bila berhadapan dengan situasi sosial yang berbeda pula. Teknik pengambilan sampel di sini dilakukan dengan incidental sampling pada orang asing yang tinggal dan bekerja di Surabaya dan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Me: ode pengumpulan data menggunakan angket terbuka untuk data is ian pribadi dan angket tertutup untuk mengungkap IC dan culture shock. Jumlah akhir angket yang terkumpul adalah 45 angket. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada korelasi negatif antara nilai terhadap rekan kerja (IC) dengan kadar culture shock yang dialami orang asing (JL < 0.05; R2 = 0.106). Hasil ini diperoleh melalui perhitungan statistik regresi Jinier stepwise. Sedangkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan nilai dan perilaku seseorng hila berhadapan dengan situasi sosial tertentu dilakukan perhitungan statistik T Test Paired Comparison dan diperoleh basil bahwa ada perbedaan nilai dan perilaku antara keluarga dan ternan dekat dengan rekan kerja dan orang asing (t(44) = -10.430;_e < 0 0 1 ), ada perbedaan nilai antara keluarga dan ternan dekat dengan rekan kerja dan orang asing (t(44) = -11.038; Q... < 0.01), ada perbedaan perilaku antara keluarga dan ternan dekat dengan rekan kerja dan orang asing (t(44) = -9.323;Q. < 0.01). Di luar dua hipotesa utama dilakukan juga perhitungan statistik eksplorasi, dengan menggunakan regresi tinier stepwise antara culture shock dengan data demografis diperoleh basil variabel berapa lama subyek bekerja dalam satu minggu berkorelasi dengan culture shock (Jz < 0.01; R2 := 0.089). Setelah itu dilakukan analisa regresi antara lama subyek bekerja dalam seminggu den:san nilai terhadap rekan kerja, dan diperoleh basil yang signifikan dengan I!. < 0.01, di mana variabellama kerja dalam seminggu menyumbang 21.9% terhadap culture shock, sedangkan variabel nilai terhadap rekan kerja menyumbang 9.9% pada culture shock. Dengan menggunakan anava satu jalur diperoleh pula basil bahwa ada perbedaan benua asal negara dengan IC (F = 5.197;Q. < 0.01). Dari hubungan antara nilai terhadap rekan kerja dan culture shock dapat disimpulkan bahwa hila nilai terhadap rekan kerja semakin individualis maka kadar culture shock lebih tinggi daripada hila nilai terhadap rekan kerja semakin kolektivis maka kadar culture shock lebih rendah, karena waktu yang dipergunakan subyek sebagian besar adalah di tempat kerja dan interaksi lebih banyak dilakukan dengan rekan kerja sehingga dari rekan kerjalah, para orang asing lebih banyak memperoleh informasi mengenai budaya yang baru. Hal ini pulalah yang menjelaskan hubungan antara lama kerja subyek dalam satu minggu dengan culture shock, di mana makin lama subyek bek·~rja dalam satu minggu, culture shock lebih rendah daripada hila waktu kerja dalam satu minggu lebiJ1 sedikit. Sedangkan perbedaan nilai dan perilaku antara keluarga dan ternan dekat dengan rekan kerj1 dan orang asing menjelaskan bahwa subyek akan lebih kolektivis terhadap in-group (keluarga dan ternan dekat) dan lebih individualis terhadap out-group (rekan kerja dan orang asing). Saran yang dapat diberikan untuk penelitian mendatang adalah mengenai bahasa pengantar yang akan digunakan sebaiknya dengan bahasa ibu masing-masing subyek dan di/akukannya "back translation", selain itu proporsionalitas sampel penelitian, dan dilakukannya kontrol yang lebih tajam pada subyek penelitian.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Sugiarto
Date Deposited: 25 Feb 2013 04:54
Last Modified: 28 Sep 2020 05:18
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3003

Actions (login required)

View Item View Item