Dunia dukun : Kajian etnografi terhadap esensi perdukunan di Parakan, Temanggung

Nugroho, Aries Widhi (2003) Dunia dukun : Kajian etnografi terhadap esensi perdukunan di Parakan, Temanggung. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of S_120_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
S_120_Abstrak.pdf

Download (56kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/139740

Abstract

Penulisan skripsi ini muncul dari sebuah riset. Adanya riset diilhami dari pengalaman ngelmu di dunia perdukunan oleh penulis. Dalam proses ngelmu bertemu dengan ilmu. Bersama ilmu, muncul suatu pertanyaan riset yang mempertanyakan kelebatan makna-makna dalam dunia perdukunan. Untuk memahami makna-makna yang muncul, dipilih dasar fisosofis fenomenologi. Dengan fenomenologi, dunia yang dikaji diberikan kebebasan untuk menampakkan dirinya sendiri. Supaya diperoleh galian yang lebih terarah digunakan paradigma interpretif Paradigma interpretif mempunyai asumsi bahwa perolehan makna yang terbaik berasal dari dunia yang diteliti, yaitu dunia perdukunan itu sendiri. Sebagai alat perang untuk menjelajahi dunia perdukunan digunakan metode etnografi. Metode ini dijadikan dasar bagi penulis untuk mencapi pemahaman tentang dunia perdukunan dari budaya yang dimiliki oleh dunia mereka sendiri. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendiskripsikan dan membahas dunia dukun dari kacamatanya sendiri. Dari situ diharapkan dapat memberikan manfaat menghapus bias negatif, mengajak masyarakat untuk tidak mudah menjatuhkan vonis pada sebuah kebudayaan tertentu, serta mengajak para mahasiswa untuk berani mengupas masalah yang dianggap "tidak mungkin diteliti". Penulis membayangkan pembaca tulisan ini adalah semua masyarakat yang tertarik pada dunia perdukunan dan para dukun sendiri. Riset diadakan mulai bulan Juli 2000-Juli 2002. Sedangkan proses penulisannya berakhir pada bulan Juli tahun 2003. Untuk memperoleh data yang kaya dan otentik supaya tercipta tingkat validita standar ilmiah, riset difokuskan di daerah Parakan, Temanggung. Informan yang terpilih enam orang, yang dipilih berdasarkan tujuan tertentu. Melalui tulisan ini, ditunjukkan, dukun adalah seorang raja yang sekarang dianggap figur bermuka dua. Muka pertama dia dihormati sebagai wong pinter, muka kedua dia dibenci karena kesaktiannya dianggap kalah oleh ilmu kedokteran dan ilmu agamawan. Dukun tetap menjadi entitas karena kehadiran masyarakat sebagai wong biasa, ilmuwan terutama kedokteran, dan para agamawan juga hadir di tengah-tengah masyarakat. Proses belajar menjadi dukun membuka suatu alternatif untuk "mengetahui". Untuk menjadi tahu, seseorang bisa melakukan penghayatan akan tengah. Tengah adalah roh, rasa itu sendiri. Dan dukun haruslah menolong. Dukun yang tidak menolong akan hilang jati dirinya. Dukun adalah Aku sang penolong.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 16 Jun 2017 06:10
Last Modified: 16 Jun 2017 06:10
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/30118

Actions (login required)

View Item View Item