Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Kematangan Emosi Kerja

Lintje, Margaret (2003) Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Kematangan Emosi Kerja. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of P_340_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
P_340_Abstrak.pdf

Download (60kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/143415

Abstract

Remaja sering dikatakan sebagai kelompok umur bermasalah (the troubled teens). Data yang bersumber dari Bappenkar Jatim menunjukkan peningkatan angka penyimpangan perilaku di kalangan remaja Jatim. Di lnstalasi Psikiatri RSUD Dr. Soetomo, pasien pengguna obat-obat terlarang dalam beberapa tahun terakhir juga meningkat cukup tajam yang hampir seluruhnya adalah remaja. Menurut teori perkembangan masa remaja mengalami perubahan-perubahan yang cepat, diwamai gejolak emosional yang hebat dengan kecenderungan menentang otoritas dan menimbulkan konflik dengan lingkungan, namun badai dan tekanan dalam periode ini berkurang menjelang berakhirnya awal masa remaja. Sejak individu berhasil melewati masa remaja awal ke masa adolesen yang lebih stabil menuju masa dewasa yang lebih baik dan bahagia dapat dikatakan telah matang secara emosi. Namun tidak semua individu berhasil mencapai kematangan emosi karena proses pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan luar diri individu yaitu kondisi sosio-emosional lingkungannya, terutama lingkungan keluarga dan kelompok ternan sebaya Melalui penelitian ini, peneliti ingin melihat sejauh mana pengaruh hubungan keluarga yang terjalin harmo'Ilis terhadap kematangan emosi remaja. Partisipan penelitian adalah siswa-siswi kelas II SMU IMKA. Populasi Partisipan dalam penelitian ini berusia 17-21 tahun, tingkat pendidikan SMU dan tinggal bersama orang tua Metode pengumpulan data menggunakan angket pertanyaan tertutup dan terbuka serta wawancara terhadap empat partisipan yang dipilih secara purposiĀ£ Metode analisis yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan kematangan emosi remaja (rxy = 0,244, p = 0,028; p<0,05, one-tailed), ini berarti makin tinggi tingkat harmoni dalam hubungan keluarga makin tinggi pula kematangan emosi remaja. Dengan koefisien korelasi sebesar 0,244, dapat diartikan bahwa keharmonisan keluarga hanya mampu menjelaskan 5,9% variasi (tinggi-rendahnya) kematangan emosi, sedangkan 94,1% disebabkan oleh faktor-faktor lain yaitu: keharmonisan keluarga, usia, peran orang lain dalam memecahkan masalah pribadi, peran pengambilan keputusan, hereditas, inteligensi, pendidikan dari sekolah maupun orang tua dan pengalaman yang dimiliki individu. Saran yang dapat diberikan untuk partisipan penelitian adalah mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan keharmonisan keluarga yang berpengaruh terhadap kematangan emosi remaja. Masyarakat pada umumnya diharapkan meningkatkan keharmonisan keluarga dengan memperhatikan keterbukaan dalam komunikasi dan aktivitas bersama yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Pihak sekolah mengadakan pertemuan dan dialog yang lebih terbuka antar siswa melalui seminar, kegiatan non akademis bersama. Untuk penelitian selanjutnya dapat diteliti variabel-variabel lain seperti kematangan sosial remaja, penerimaan diri remaja dan kematangan emosi orang tua.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 11 Dec 2017 00:51
Last Modified: 11 Dec 2017 00:51
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/31367

Actions (login required)

View Item View Item