Hubungan Antraa Rasa Syukur dan Harga Diri dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil

Kurnianita, Narintya Puji (2017) Hubungan Antraa Rasa Syukur dan Harga Diri dengan Kesejahteraan Subjektif Pada Pensiunan Pegawai Negeri Sipil. Masters thesis, University of Surabaya.

[thumbnail of MPSI_402_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
MPSI_402_Abstrak.pdf

Download (175kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/247307

Abstract

Kesejahteraan subjektif merupakan bentuk evaluasi mengenai kehidupan individu yang dilakukan dua cara, yaitu penilaian kepuasan hidup dan respon emosional terhadap kejadian baik positif maupun negatif. Hawort (1997) mengungkapkan bahwa faktor yang memengaruhi kesejahteraan subjektif adalah rasa syukur dan harga diri. Rasa bersyukur adalah respon emosional dalam menerima keberuntungan, ekspresi dari rasa bersyukur dalam prilaku. Harga diri adalah evaluasi yang dibuat individu dan berhubungan dengan penghargaan terhadap dirinya, dimana individu meyakini bahwa dirinya mampu penting dan berharga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan rasa syukur dan harga diri dengan kesejahteraan subjektif pada pensiunan pegawai negeri sipil. Subjek penelitian ini merupakan pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) dengan arakteristik maksimal 3 tahun menjalani masa pensiun dan berdomisili di Surabaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kuesioner untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian ini sebanyak 57 orang. Alat ukur kesejahteraan subjektif yang dususun oleh (Hartanti, 2010), rasa syukur ini dibuat oleh Fitzgerald (1998) dan Peterson dan Seligman (2004), dan harga diri di adaptasi oleh Ryden (1978). Metode analisis yang data menggunakan analisis regresi ganda dan korelasi parsial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara rasa syukur dan harga diri dengan kesejahteraan subjektif pada pensiunan pegawai negeri sipil (F= 21.670; R2= 0.445; p < 0.001). Pada uji korelasi parsial terdapat hubungan antara rasa syukur dengan kesejahteraan subjektif dengan mengontrol harga diri ( rparsial = 0.508; p < 0.001), namun pada uji korelasi parsial harga diri dengan kesejahteraan subjektif dengan mengontrol rasa syukur menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan (rparsial= 0.231; p>0.05). Implikasi hasil dari penelitian ini bahwa perlu membentuk program finansial, dan psikologis bagi para PNS menjelang masa pensiun. Saran penelitian selanjutnya adalah variabel lain sebagai prediktor kesejahteraan subjektif (optimisme, kepribadian, kesehatan fisik, usia, jenis kelamin, religiusitas, dan interaksi sosial), dan karakter subjek penelitian yang berbeda (BUMN, buruh, dll).

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: rasa syukur, harga diri, kesejahteraan subjektif , pensiunan, pegawai negeri sipil.
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Postgraduate Programs > Master Program in Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 11 Dec 2017 07:59
Last Modified: 11 Dec 2017 07:59
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/31374

Actions (login required)

View Item View Item