Indrawati, Mery (2010) Studi Empiris : Pengaruh antara Intellectual Capital terhadap Market to Book Ratio dan Return on Equity Badan Usaha Publik Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
AK_2607_Abstrak.pdf Download (77kB) | Preview |
Abstract
Adanya perbedaan nilai buku dan nilai pasar saham mengindikasikan adanya missing value dari yang tercantum pada laporan keuangan. Kemudian muncul berbagai pendapat ahli dan temuan penelitian yang mengatakan bahwa missing value tersebut timbul dari proses penciptaan nilai melalui intangible asset badan usaha yaitu yang berupa intellectual capital badan usaha. Untuk menjadi badan usaha yang unggul, suatu badan usaha harus mempunyai keunggulan. Saat ini tidak cukup menunjukkan bahwa badan usaha itu baik dari hal-hal yang bersifat luar atau tangible saja, seperti laporan keuangan yang dihasilkan badan usaha tersebut, tapi harus baik dari semua hal terutama dari bagian dalam badan usaha tersebut, dimana keunggulan badan usaha dipercaya dapat diperoleh melalui intellectual capital badan usaha. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tentang pengaruh intellectual capital yang pada umumnya tidak diketahui nilainya dalam laporan keuangan dengan nilai pasar dan kinerja keuangan badan usaha sektor manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2004-2007. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan keuangan badan usaha sektor manufakur yang terdaftar di PT BEI periode 2004-2007, dengan total sampel 152 badan usaha dan membuat beberapa hipotesis kerja yang akan diuji sehingga jawaban atas hipotesis tersebut dapat digunakan untuk mencapai tujuan penelitian tersebut. Dalam pengujian hipotesis tersebut, untuk mengukur intellectual capital digunakan metode Pulic’s VAICTM Model, dimana dalam metode tersebut dikatakan bahwa ada tiga komponen pencipta value dalam badan usaha yaitu Human Capital, Structural Capital, dan Physical Capital. Namun, dengan modifikasi dalam perhitungan nilai tambah (value added) badan usaha pada Pulic’s VAICTM Model tersebut dengan menggunakan perhitungan value added lainnya yang mengadopsi dari teori Stakeholder Model. Selain itu, intellectual capital menurut Jelcic (2007) juga terdiri atas dua komponen, yaitu human capital dan structural capital badan usaha. Pada penelitian ini, market value (nilai pasar) badan usaha diukur dengan menggunakan Market to Book Ratio, sedangkan financial performance (kinerja keuangan) badan usaha diukur dengan menggunakan Return on Equity. Penelitian ini juga ingin mengetahui apakah pengeluaran iklan (advertising expenditure) dapat dimasukkan sebagai komponen structural capital badan usaha sektor manufaktur yang terdaftar di PT BEI 2004-2007 seperti yang dipercaya oleh penelitian terdahulu. Berdasarkan pengujian atas hipotesis-hipotesis dalam penelitian, dihasilkan bahwa intellectual capital secara keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan badan usaha. Dan hasil penelitian ini, juga memberikan bukti secara lebih mendalam tentang pengaruh untuk tiap komponen intellectual capital terhadap nilai pasar dan kinerja keuangan badan usaha. Human Capital tidak berpengaruh signifikan terhadap market value dan financial performance badan usaha. Sedangkan Physical Capital dan Structural Capital berpengaruh signifikan terhadap market value dan financial performance badan usaha. Pada penelitian ini, menunjukkan bahwa Physical Capital masih merupakan prediktor terkuat dari komponen pencipta nilai lainnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Indonesia, penilaian terhadap badan usaha serta pengelolaaan asetnya masih cenderung berorientasi pada aset-aset yang berwujud fisik saja. Komponen pencipta nilai lainnya, yaitu Human Capital dan Structural Capital yang seharusnya penting dan memberi value atau keunggulan bagi badan usaha masih belum menjadi perhatian. Begitu pula untuk pengeluaran iklan bagi badan usaha, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengeluaran iklan tidak memiliki hubungan dan pengaruh terhadap kinerja keuangan, namun berpengaruh signifikan terhadap nilai pasar badan usaha. Sehingga, hal ini mengindikasikan bahwa pengeluaran iklan masih belum terlalu cocok untuk dimasukkan dalam structural capital pada badan usaha manufaktur di Indonesia. Meskipun dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua komponen intrellectual capital (IC) memiliki pengaruh terhadap market value dan financial performance badan usaha, namun secara keseluruhan intellectual capital berpengaruh signifikan. Oleh karena itu, baik badan usaha maupun pihak-pihak terkait sebaiknya tidak mengabaikan terutama human capital tersebut. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dan teori yang ada menunjukkan bahwa kesinambungan badan usaha tidak hanya ditentukan oleh Physical Capital yang dimiliki badan usaha saja, tetapi juga lebih dari itu, yaitu yang berupa Intellectual Capital dalam badan usaha. Oleh sebab itu, dengan hasil penelitian ini diharapkan badan usaha dan pihak-pihak yang terkait dapat mulai mengubah dan memperluas pandangannya, faktor-faktor yang tidak berwujud atau yang merupakan IC, juga harus dapat dikelola dan dijadikan fokus selain aset fisik yang berwujud itu sendiri. Orientasi pada hal-hal yang bersifat fisik saja tidaklah cukup, karena hal tersebut belum tentu dapat menunjukkan kesinambungan badan usaha di masa mendatang atau jangka panjang.
| Item Type: | Undergraduate thesis |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Intellectual Capital, Market to Book Ratio, Return on Equity |
| Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
| Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
| Depositing User: | Eko Wahyudi 197013 |
| Date Deposited: | 22 May 2018 08:21 |
| Last Modified: | 22 May 2018 08:21 |
| URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/32396 |
Actions (login required)
 |
View Item |
