Faktor-faktor Penyebab Perilaku Melukai-Diri Pada Remaja Perempuan

Bernardus Khrisma Wibisono, Bernardus Khrisma Wibisono (2018) Faktor-faktor Penyebab Perilaku Melukai-Diri Pada Remaja Perempuan. Masters thesis, University of Surabaya.

[thumbnail of MPSI_427_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
MPSI_427_Abstrak.pdf

Download (38kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/249611

Abstract

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menemukan dan memahami faktor-faktor penyebab dari perilaku melukai-diri (self-injury) pada remaja perempuan. Perilaku melukai-diri adalah suatu bentuk perilaku yang dilakukan individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional dengan cara melukai dirinya sendiri, dilakukan dengan sengaja tapi tidak dengan tujuan bunuh diri. Perilaku melukai-diri ini dipengaruhi oleh faktor ekternal dan faktor internal. Faktor eksternal dari perilaku melukai-diri ini adalah faktor gaya pola asuh orangtua yang otoriter, sedangkan faktor internalnya adalah kecenderungan neurotik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan studi kasus. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data. Subjek penelitian ini adalah dua orang perempuan pelaku melukai-diri yang memasuki rentang usia remaja akhir (17 – 20 tahun). Wawancara mendalam dilakukan dengan menggabungkan antara pendekatan dengan pedoman umum dan pendekatan dengan pertanyaan mengenai tingkah laku-tingkah laku spesifik yang dialami subjek. Observasi adalah metode pengambilan data yang esensial dalam penelitian, yaitu berupa ruang (tempat), pelaku, kegiatan objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan. Kredibilitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan triangulasi teori. Pada penelitian ini, didapatkan bahwa faktor penyebab eksternal dari perilaku melukai-diri adalah social pressure, baik dari orangtua, keluarga maupun orang lain. Faktor internalnya adalah loss, low self-esteem, dan trauma. Pemicu utama menuju perilaku melukai-diri adalah konflik dengan kekasih (keluarga baru) dan social pressure untuk menjadi dewasa. Risk factor dalam perkembangan diri informan adalah ancaman disorganisasi keluarga (perselingkuhan dan perceraian), pola asuh otoriter (melalui hukuman fisik dan kekerasan verbal) dan kebutuhan neurotik pelaku (gengsi dan penerimaan sosial) . Melukai-diri dianggap kedua informan sebagai tempat mendapat rasa nyaman atau lega dengan cara menyayat permukaan kulit. Protective factor yang mendorong pelaku mengalami recovery dari perilaku melukai-diri adalah rekonsiliasi dengan orangtua dan motivasi-diri, di samping kontrol sosial.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: perilaku melukai-diri, social pressure, pola asuh orangtua otoriter, kebutuhan neurotik, risk factor, protective factor
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Postgraduate Programs > Master Program in Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 25 May 2018 06:38
Last Modified: 25 May 2018 06:38
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/32426

Actions (login required)

View Item View Item