Chandra, Yeny (2003) Pengukuran performansi logistik di UD.X. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
TM_1960_Abstrak.pdf Download (50kB) | Preview |
Abstract
Persaingan antar perusahaan di Indonesia sekarang ini semakin ketat, oleh karena itu setiap perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan performansinya, sehingga kepuasan konsumen yang merupakan daya saing perusahaan dapat ditingkatkan. Karena itu, diperlukan pengukuran performansi logistik untuk mengetahui perbaikan apa saja yang diperlukan. Pengukuran performansi logistik di UD. X menggunakan konsep Balanced Scorecard dengan 4 perspektif pengukuran, yaitu purchasing, material flow management, transportation dan customer service. Perspektif purchasing berkaitan dengan kinerja bagian pembelian dalam memilih supplier yang diajak bekerja sama, material flow management berhubungan dengan pengaturan aliran material di lantai produksi, transportation erat kaitannya dengan pengiriman produk jadi ke ekspedisi, sementara customer service merupakan perspektif yang berhubungan dengan pelayanan yang diberikan perusahaan untuk menjamin kepuasan konsumen. Selain itu, terdapat perspektif pendukung perusahaan, yaitu perspektif supply management. Pengukuran performansi untuk tiap perspektif didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan mengacu pada strategi yang ada. Strategi tersebut harus mendukung pencapaian visi dan misi perusahaan, di mana perumusannya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek SWOT perusahaan. Selanjutnya, ditentukan bobot dan target untuk masing masing kriteria. Metode yang digunakan untuk pembobotan adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari hasil pengukuran performansi logistik, diperoleh hasil performansi logistik total UD. X selama periode pengamatan sudah baik, di mana total nilai yang diperoleh pada periode 1 adalah 2,426, pada periode 2 turun menjadi 2,340, pada periode 3 diperoleh nilai total tertinggi, yaitu sebesar 2,737 dan periode 4 mengalami penurunan menjadi 2,490. Berdasarkan pengukuran performansi, dapat diketahui kriteria yang lemah dan perlu diperbaiki. Untuk itu ditentukan berbagai alternatif perbaikan, kemudian dengan menggunakan metode Quality Function Deployment ditentukan inisiatif perbaikan mana yang mendapat prioritas untuk dilaksanakan. Adapun inisiatif perbaikan yang mendapat prioritas adalah: mengingatkan supplier mengenai permintaan perusahaan, memperbaiki mesin-mesin yang rusak, membuat prosedur pengoperasian mesin dan melakukan training untuk karyawan. Untuk mengetahui departemen yang terkait dalam pelaksanaan inisiatif perbaikan, kemudian dibuat matrik departemen. Dari matrik ini diketahui bahwa bagian produksi adalah bagian yang berperan penting dalam melaksanakan inisiatif perbaikan, sementara bagian lain yang ikut berperan adalah bagian pembelian dan bagian gudang. Kemudian, inisiatif-inisiatif perbaikan tersebut dijabarkan lagi ke dalam action plan yang harus dilaksanakan oleh bagian yang bersangkutan.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Eko Wahyudi 197013 |
Date Deposited: | 12 Jun 2018 07:35 |
Last Modified: | 12 Jun 2018 07:35 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/32561 |
Actions (login required)
View Item |