Perbaikan Sistem Produksi Dengan Metode Line Balancing Pada Perusahaan Pembuat Mesin Pertanian Pt. Agrindo Di Gresik

SETYAWAN, DAVID (2012) Perbaikan Sistem Produksi Dengan Metode Line Balancing Pada Perusahaan Pembuat Mesin Pertanian Pt. Agrindo Di Gresik. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/230839

Abstract

PT Agrindo merupakan salah satu perusahaan pembuat mesin-mesin pertanian seperti mesin husker (pengupas kulit padi), mesin polesher (pemutih beras), mesin prepoles (pemoles beras sebelum pemolesan akhir), traktor dan sebagainya, yang berlokasi di Bambe Driyorejo, Gresik. Produksinya bersifat semi job order dan aliran produksinya berpola job shop. PT Agrindo memproduksi mesin-mesin pertanian untuk memenuhi permintaan, baik yang secara rutin maupun yang secara tidak rutin. Dalam pengerjaannya, proses produksi yang secara rutin sering mengalami keterlambatan dan ketidaksesuaian dengan waktu yang sudah dijadwalkan. Aliran produksi yang kurang lancar membuat beberapa proses permesinan terhambat. Hal itu terjadi karena material yang akan diproses di beberapa stasiun kerja belum dikirim dari stasiun kerja yang sebelumnya. Terhambatnya proses produksi menyebabkan terjadinya keterlambatan penyelesaian order, yang berdampak pula pada penyerahan produk pada pelanggan tepat pada waktunya. Karena itu, tujuan dari penelitian ini ialah ingin memperbaiki proses-proses produksi yang mengalami hambatan/bottleneck dengan menggunakan metode Line Balancing. Untuk dapat memperbaiki aliran proses produksi, langkah yang dilakukan adalah dengan cara mengelompokkan masing-masing produk berdasarkan mesin-mesin yang dipakai dan part- part yang dibuat, lalu menghitung kapasitas awal atau kebutuhan mesin di perusahaan, hingga menentukan urutan produksi untuk tiap produk. Setelah kapasitas cukup dan urutan diketahui, barulah bisa dianalisis menggunakan metode Line Balancing. Melalui metode tersebut bisa terbentuk stasiun-stasiun kerja yang efektif untuk memperlancar aliran proses produksi. Line Balancing untuk masing-masing produk dihitung dengan cara manual, sedangkan Line Balancing Gabungan dihitung menggunakan bantuan software lingo. Perhitungan Line Balancing secara manual didapatkan hasil Balanced Delay bervariasi mulai dari 15-32%, namun stasiun-stasiun kerja yang terbentuk hanya cocok pada satu jenis produk tertentu saja. Berbeda dengan hasil dari perhitungan software, yang menyatakan Balanced Delay Gabungan sebesar 19,17%, hasil tersebut lebih jelek dibanding beberapa Balanced Delay pada masing-masing produk, namun stasiun kerja yang dihasilkan cocok untuk semua tipe produk yang dibuat. Cocok disini berarti waktu total per stasiun yang terbentuk,tidak ada yang melebihi waktu siklus masing-masing produk. Berdasarkan perhitungan manual maupun software, mesin- mesin yang ada dapat dikelompokkan ke dalam 6 stasiun kerja. Selanjutnya, kebutuhan mesin perusahaan juga telah diketahui secara pasti, dengan demikian perusahaan bisa dengan tepat menentukan jumlah order yang bisa diterima pada setiap kontrak yang akan mereka sepakati. Penambahan jumlah mesin perlu dilakukan, supaya order yang telah disepakati sebelumnya bisa benar-benar diselesaikan dengan tepat waktu. Berdasarkan analisis kebutuhan mesin, Mesin Milling perlu ditambah/ diperbaiki sebanyak 2 unit sehingga perusahaan memiliki 6 unit mesin yang aktif. Sedangkan untuk Mesin Bubut pun sama, yaitu perusahaan perlu tambahan 1 unit lagi, sehingga yang aktif berjumlah 6 unit juga.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: job shop, bottleneck, Line Balancing, dan kebutuhan mesin.
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Depositing User: Sugiarto
Date Deposited: 26 Mar 2013 02:07
Last Modified: 26 Mar 2013 02:07
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3267

Actions (login required)

View Item View Item