Wijaya, Harijono (2000) Perbaikan Sistem Pengendalian Kualitas Pada Produk Cetakan Lilin Di Divisi Cor PT. Untung Bersama Sejahtera Surabaya. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
PT Untung Bersama Sejahtera adalah sebuah perusahaan yang memproduksi perhiasan cincin emas. Di dalam pembuatan cincin emas, terlebih dahulu dibuat cetakan lilin yang menyerupai bentuk cincin tersebut. Namun pembuatan produk cetakan lilin tersebut banyak menghasilkan produk cacat sehingga dalam proses produksi cetakan lilin ini dilakukan inspeksi 2 tahap, dimana pada kedua tahap dilakukan inspeksi 100%. Hal ini dilakukan agar produk lilin yang dihasilkan benar benar bebas dari cacat Berdasarkan pengamatan tersebut, maka dirasakan sangat perlu untuk melakukan perbaikan kualitas proses produksi produk lilin. Di samping itu, oleh karena prosentase produk cacat yang lolos dari inspeksi 100% tahap pertama sangat kecil, maka dipandang perlu untuk melakukan perubahan prosedur inspeksi pada tahap kedua dari inspeksi 100% ke prosedur rectifying inspection agar dapat menghemat waktu inspeksi sehingga harus ditentukan ukuran sampel yang harus diinspeksi pada inspeksi tahap kedua ini. Berdasarkan hasil pengamatan itu diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi persentase cacat adalah faktor pola yang dibedakan atas pola kerawangan dan plat. Cacat yang terjadi pada pola kerawangan adalah cacat putus (40%), cuil (27%), keropos (12%), jembret (11%), tepos (10%). Pada pola plat cacat yang terjadi adalah cacat tepos (26% ), keropos (25% ), cui1 (23% ). Putus ( 19% ), jembret ( 8%). Sedangkan faktor yang mempengaruhi cacat adalah faktor operator, bahan baku, lingkungan, mesin dan metode. Hasil pengujian Anova menunjukkan cacat keropos dan tepos dipengaruhi oleh setting temperatur pada mesin sedangkan cacat putus, jembret dan cuil disebabkan oleh faktor tekanan angin. Pad.a pembahasan faktor temperatur dengan menggunakan peta kontrol u dan estimasi kurva u(t) maka dapat dilakukan perhitungan batas waktu terakhir penurunan suhu agar jumlah ketidaksesuaian per unit berada dalam batas kontrol sehingga diperoleh hasil untuk penurunan suhu di lakukan tiap interval 3 jam sebesar 2"C. Pada perbaikan tekanan angin dilakukan dengan cara menggunakan representasi gambar. Selain itu juga dilakukan perbaikan pada prosedur kerja operator. Setelah perbaikan pada proses produksi maka % hasil penurunan unit cacat sebesar 10.I%, cacat putus sebesar 3,96%. keropos sebesar 2,2%, tepos sebesar 2,96%, jembret sebesar 1,47%, cuil sebesar 2,94%. Sedangkan jumlah sampel yang diambil dapat dihitung dengan menggunakan metode rectifying inspection. Dengan menggunakan AOQ =1 %, maka dapat diketahui bahwa jumlah unit yang harus disampling pada inspeksi tahap kedua adalah sebesar 1 unit untuk jumlah order 15 hingga 60 unit dengan rata-rata penghematan waktu inspeksi perorder pola plat 7,06 menit dan untuk pola kerawangan 7,23 menit Dengan menggunakan sampling pada inspeksi tahap kedua ini maka estimasi penghematan waktu inspeksi tahap kedua pada pola plat adalah 10,97*(∑order-l) detik. Sedangkan estimasi penghematan waktu inspeksi tahap kedua pada pola kerawangan adalah 11, 76*(∑order-1) detik.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Karyono |
Date Deposited: | 13 Mar 2013 08:01 |
Last Modified: | 13 Mar 2013 08:01 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3325 |
Actions (login required)
View Item |