Adiwena, Bartolomeus Yofana (2016) Menjadi Pastor Sebagai Keputusanku. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
P_959_Abstrak.pdf Download (41kB) | Preview |
Abstract
Tantangan menjadi seorang pastor cukup berat, bukan hanya dari sisi tugas atau tanggung jawab yang dilakukannya, namun juga dari “tuntutan” gaya hidup yang harus dijalaninya. Tidak hanya berurusan dengan persoalan keagamaan atau sakramental, pastor juga harus peka dengan keadaan sosial, ekonomi, bahkan persoalan pribadi umatnya dengan memberikan masukan atau peneguhan jika umatnya mengalami masalah. Kehidupan masyarakat urban yang identik dengan segala modernitas dan kemewahannya juga membawa berbagai “tantangan tambahan” bagi para pastor. Kehidupan modern ala masyarakat urban membuat dinamika kehidupan umat semakin kompleks yang berdampak pada tanggung jawab yang diemban para pastor. Para pastor juga harus semakin bijak menghadapi tekanan modernitas dan kemewahan agar tetap setia dengan panggilan dan gaya hidupnya. Dengan keadaan yang demikian, seorang pastor tetaplah individu yang harus mencapai well-being. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang dinamika psychological well-being pada para pastor, khususnya faktor-faktor yang dapat berkontribusi positif maupun negatif terhadap keadaan psychological well-being. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma interpretif. Informan dalam penelitian ini berjumlah dua orang. Hasil penelitian ini memberi kita gambaran bahwa faktor signifikan yang berkontribusi pada psychological well-being mereka adalah determinasi diri yang dimiliki kedua pastor informan dalam bentuk keputusan yang disadari penuh oleh mereka untuk menjadi pastor. Determinasi diri ini dapat terbentuk karena kesempatan yang diberikan oleh orang tua dan seminari untuk mengembangkan motivasi intrinsik kedua pastor informan. Motivasi tersebut ditopang oleh pola lingkungan yang suportif, baik pengasuhan kedua orang tua maupun pendidikan di sekolah yang menekankan nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, dan iman. Masa formasi di seminari juga merupakan tahapan yang sangat penting karena mereka diajarkan banyak hal dan nilai positif yang mendukung mereka saat menjadi pastor (humanis, intelektual, spiritual, dan pastoral). Setelah ditahbiskan menjadi pastor, hal yang penting dalam mencapai well-being adalah dukungan sosial, ketangguhan (hardiness), dan strategi coping yang adaptif. Strategi coping yang dilakukan dalam menghadapi tantangan adalah refreshing, menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, berusaha selalu menjadi diri sendiri, tidak memaksakan kehendak mereka pada umat, serta melalui doa dan meditasi.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Psychological Well-Being, Pastor, Determinasi Diri |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 31 Aug 2018 07:35 |
Last Modified: | 31 Aug 2018 07:35 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/33296 |
Actions (login required)
View Item |