Yung, Fara (1998) Krisis Identitas Dan Perilaku Coping Individu Amalgamasi (Studi Kasus ) Dampak Perkawinan Antara Etnis Cina Dengan Etnis Jawa Terhadap Individu. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Bangsa Indonesia menyimpan potensi masalah rasialisme antara golongan mayoritas pribumi dengan golongan minoritas Cina, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya tindak kekerasan dimana etnis Cina sebagai sasaran. Usaha-usaha untuk memecahkan masalah ini telah dimulai sejak 1932 dengan munculnya ide Asimilasi. Salah satu bentuk asimilasi yaitu asimilasi perkawinan atau Amalgamasi. Ide Amalgamasi ini menimbulkan polemik yang berkepanjangan dimasyarakat Kelompok masyarakat yang pro menyambut baik Amalgamasi sebagai upaya luhur demi kesatuan bangsa, mereka menerima pelaku-pelaku amalgamasi sebagai bagian dari mereka. Sementara kelompok masyarakat yang kontra. menolak ide Amalgamasi bahkan menolak pula pelaku amalgamasi, tidak jarang mereka merendahkan pelaku-pelaku amalgamasi. Amalgamasi hanya mungkin terjadi diantara individu yang tidak lagi memiliki kebanggaan akan kesukuan secara berlebihan, ditengah masyarakat dapat kita temui para pelaku Amalgamasi diantaranya pelaku amalgamasi yang berasal dari etnis Cina dengan etnis Jawa. Dari perkawinan tersebut lahir anak-anak, yang kemudian oleh masyarakat disebut "Anak Ampiang atau Pendalungan', yang artinya anak hasil perkawinan campur Cina-Jawa. Anak-anak tersebut tumbuh dan berkembang ditengah dualisme sikap masyarakat terhadap perkawinan orang tua mereka yang tentu saja berdampak pula pada sikap masyarakat terhadap diri mereka. Perlakuan-perlakuan yang mendua terus menerus mereka terima dari masyarakat menimbulkan kebingungan dalam diri mereka yang mencapai puncak di usia remaja serta menimbulkan krisis identitas. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana individu hasil amalgamasi mengatasi krisis identitas dirinya berkaitan dengan status etnisnya ditengah masyarakat Selain itu dalarn penelitian ini hendak diungkap jenis perilaku coping apa yang mereka pilih. Subyek penelitian sebanyak empat individu yang dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan. Sebagai metode pengumpulan data digunakan metode studi kasus dengan alat pengumpul data yaitu anamnesa dan tes psikologi (TAT, DAM, Wartegg). Dari penelitian dapat diketahui bahwa seluruh subyek mengalami krisis identitas ditengah dualisme masyarakat terhadap diri mereka Sedangkan jenis perilaku coping dapat dibagi menjadi dua golongan yakni Problem Focusing Coping Behavior dipilih oleh individu yang berhasil menyelesaikan krisis identitas, sementara individu yang gagal menyelesaikan krisis identitas menggunakan Emotional Coping Behavior. Dari penelitian ini pula didapatkan bahwa tokoh ibu memegang peranan yang sangat signifikan dalam menentukan kegagalan maupun keberhasilan individu hasil amalgamasi Cina-Jawa menyelesaikan krisis identitas. Secara umum, focusing coping behavior yang paling sering digunakan adalah preparing againts harm dan emotional coping behavior yang sering digunakan adalah denial.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Karyono |
Date Deposited: | 15 Mar 2013 07:00 |
Last Modified: | 15 Mar 2013 07:18 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3337 |
Actions (login required)
View Item |