Permatasari, Intan (2017) Janda dan Menikah Kembali : Kontestasi Wacana pada Perempuan Madura yang Pernah Bercerai. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
P_986_Abstrak.pdf Download (231kB) | Preview |
Abstract
Tuntutan “menikah kembali” pada para janda di Madura adalah hal yang dianggap lumrah sehingga perempuan yang menjanda masih banyak yang terdorong untuk menikah kembali. Fenomena ini juga ditemukan pada komunitas PEKKA di Madura yang terepresentasikan oleh Zaenab dalam penelitian ini. Meskipun demikian, ada juga yang memilih untuk tidak melakukannya, seperti Siti. Kekontrasan keputusan tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan mengenai wacana yang membentuk dan mendasari pengambilan keputusan kedua perempuan tersebut terkait pernikahan kembali serta bagaimana wacana tersebut dapat terus hidup. Penelitian ini bertujuan menunjukkan kontestasi antara wacana dominan dan alternative tentang janda dan menikah kembali di Madura. Penelitian ini menggunakan desain case study. Teknik pengambilan data dalam penelitan ini menggunakan in-depth interview terhadap dua perempuan janda. Data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan enam langkah Foucauldian Discourse analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan wacana dominan tentang pernikahan kuat membentuk keyakinan Zaenab yaitu: label tidak laku pada janda mencoreng harga diri keluarga sehingga perempuan harus menikah untuk menyelamatkan harga diri keluarga, jodoh tidak terhindarkan dan ditentukan oleh kekuatan di luar diri, perempuan harus menikah untuk menghidupi tanean lanjang, pernikahan membuat bahagia, pernikahan sebagai pintu rejeki, perempuan harus menikah untuk memiliki anak yang berfungsi sebagai investasi hari tua. Selain itu, ada juga wacana alternatif yang kebanyakan tampak pada kehidupan Siti dan membuatnya memutuskan tidak menikah kembali, yaitu: pernikahan sebagai pilihan, jodoh adalah pilihan, keberlangsungan tanean ditanggung seluruh anggota keluarga, kemampuan suami untuk menafkahi menjadi prasyarat utama pernikahan, anak sebagai alat untuk membatasi gerak perempuan, suami baru tidak mau menerima anak tiri. Wacana merupakan sesuatu yang terus bergerak dan berubah seiring dengan perubahan waktu, konteks dan lingkungan. Hal ini dapat dilihat pada wacana yang ada disekitar Zaenab dan Siti. Zaenab mulai mereproduksi wacana yag selama ini membentuk dirinya dengan cara meyesuaikan/meredefinisi wacana dominan dengan kebutuhannya. Dalam kasus Siti, meskipun kehidupan Siti banyak diwarnai oleh wacana alternatif, namun ada juga beberapa wacana dominan yang juga mewarnai kehidupannya seperti misalnya wacana bahwa anak perempuan menjadi tempat pulang bagi orang tuanya.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wacana, Pernikahan, Janda, Madura, Foucauldian Disourses Analysis |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Faculty of Psychology > Department of Psychology |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 30 Oct 2018 07:17 |
Last Modified: | 30 Oct 2018 07:17 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/33738 |
Actions (login required)
View Item |