Tanios, Debby (2005) Penerapan Metode Balanced Scorecard di PT. Surya Mas Agung. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
TM_2531_Abstrak.pdf Download (89kB) | Preview |
Abstract
PT. Surya Mas Agung adalab sebuab perusabaan vulkanisir ban untuk kendaraan bermotor ataupun forklift. Kinerja perusabaan yang selama ini banya diukur dari sisi keuangan saja sudab tidak memadai untuk dijadikan pedoman dalam mengevaluasi perjalanan perusabaan dalam kondisi lingkungan bisnis yang serba uncertainty dan kompetitif. Oleb karena itu perusabaan perlu mempertimbangkan untuk mengimplementasikan sistem pengukuran kinerja yang lebib komprebensif yang meliputi aspek keuangan dan non keuangan. Balanced Scorecard merupakan kerangka pengukuran yang memandang kinerja perusabaan pada empat perspektif yang seimbang, yaitu financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, dan learning and growth perspective. Kriteria-kriteria penilaian kinerja dalam Balanced Scorecard ditentukan oleb strategi-strategi yang sesuai dengan visi, misi serta kondisi lingkungan internal maupun ekstemal perusabaan, yaitu berupa strength, weakness, opportunity, dan threat. Selanjutnya rumusan strategi tersebut dipetakan ke proses bisnis perusabaan dengan pendekatan CIMOSA. Dari basil pendekatan CIMOSA didapatkan indikator pengukuran kinerja yang kemudian dijabarkan pada keempat perspektif Balanced Scorecard yang berupa tolok ukur, faktor pemacu kinerja, target, dan inisiatif. Padafinancial perspective, tolok ukur yang digunakan adalab Return On Investment, Profit Margin on Sales, Sales Growth Ratio, Inventory Turnover; Account Receivable Turnover, dan Cost of Rework. Pada customer perspective, tolok ukur yang digunakan adalab Customer Retention, Number of New Customers, Sales Per Customer, Sales Return, On Time Delivery, Number of Complaints, Quick Respond Time, dan Number of Visits to Customers. Pada internal business process perspective, tolok \.!kumya adalab Defect Rate, Manufacturing Cycle Effectiveness, Wasted Material, Supplier On Time Delivery; dan Frekuensi Maintenance. Pada learning and growth perspective, tolok ukumya adalab Employee Productivity, Employee Turnover, Employee Training, Instruksi Kerja, dan Absenteeism. Bobot masing-masing perspektif dan masing-masing tolok ukur ditentukan dengan metode Analytical Hierarchy Process. Range skor untuk pengukuran kinerja adalah 1 sampai 3, dimana skor 1 berarti kurang I masih jaub dari target, skor 2 berarti cukup I sudab mendekati target, dan skor 3 artinya baik I telah mencapai atau melampaui target. Dari basil pengukuran, diketabui babwa kinerja perusabaan secara keseluruhan pada tahun 2002 adalab 2,029 ( cukup) dengan nilai kinerja masing-masing perspektif adalab 1,554 (kurang) untuk financial perspective; 2,274 (cukup) untuk customer perspective; 1,942 (cukup) untuk internal busioness process perspective; dan 1,954 ( cukup) untuk learning and growth perspective. Nilai kinerja perusabaan secara keseluruhan pada tabun 2003 adalab 2,432 (baik) dengan nilai kinerja masing-masing perspektifadalab 2,086 (cukup) untukfinancial perspective; 2,710 (baik) untuk customer perspective; 2,133 (cukup) untuk internal business process perspective; dan 2,651 (baik) untuk learning and growth perspective.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 11 Jan 2019 01:08 |
Last Modified: | 11 Jan 2019 01:08 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/34098 |
Actions (login required)
View Item |