Lilijana, Juni (2003) Analisis Perilaku Konsumen di Surabaya dalam Memilih Financial Distribution Channels. [Undergraduate thesis]
Preview |
PDF
TM_2026_Abstrak.pdf Download (92kB) | Preview |
Abstract
Di era globalisasi ini, perbankan di Indonesia berusaha menawarkan penawaran yang terbaik bagi nasabahnya dengan memberikan keunggulan teknologi dan fasilitas layanannya dengan mengembangkan produk Financial Distribution Channels. Perkembangan Financial Distribution Channels ini menyebabkan konsumen semakin selektif dan menyimak layanan-layanan barn yang diluncurkan dunia perbankan, dimana masing-masing layanan perbankan tersebut memiliki ciri khas dan kegunaan yang berbeda. Hal ini tentunya menyebabkan perubahan perilaku konsumen, karena keinginan konsumen untuk mendapatkan layanan yang sesuai dengan kebutuhannya Dari fenomena di atas maka pengguna jasa perbankan merniliki banyak pilihan untuk menentukan Financial Distribution Channels yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pola perilaku pernilihan Financial Distribution Channels oleh konsumen, dengan menganalisis perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengarnhi dalam mernilih Financial Distribution Channels dilanjutkan dengan menganalisis profil-profil dari konsumen berdasarkan faktor gaya hidup teknografisnya, serta menganalisis bagaimana Financial Distribution Channels dipilih oleh konsumen pada tiap profil (kelompok konsumen) Hasil penelitian secara keseluruhan menyimpulkan bahwa Financial Distribution Channels yang sering dipakai konsumen di Surabaya adalah ATM (43.1 %), debit card (25.4 %), credit card (16.9 %) dan teller (13.1 %). Sedangkan pemakaian internet banking dan mobile banking masih sangat rendah karena kedua layanan tersebut tidak aman dan biaya yang dikeluarkan tinggi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam memilih Financial Distribution Channels antara lain: keamanan layanan, kecepatan bertransaksi, kelengkapan layanan dan informasi yang disajikan, kemudahan bertransaksi, dapat bertransaksi dimana saja, serta teknologi yang digunakan. Kemudian setelah dilakukan proses clustering profil konswnen berdasarkan gaya hidup teknografisnya, dihasilkan 5 kelompok yaitu: kelompok Handshakers (41,53 %) terdiri dari konsumen setengah baya dengan karakteristik tergantung pada bantuan orang lain untuk mernakai teknologi karena mereka merasa kurang nyaman menggunakan teknologi yang otomatis, kelompok Technostrivers (23.08 %) umwnnya masih merniliki waktu yang cukup banyak, masih muda, sedang mempersiapkan karir, dan daya belinya belum cukup besar, kelompok Fast Forward (13.85 %) mementingkan kecepatan proses transaksi dan kemudahan bertransaksi. Kelompok Sidelined Citizens (13.85 %) terdiri dari konsumen usia lanjut yang tidak suka memakai layanan perbankan yang menggunakan teknologi karena merasa lebih nyaman bertransaksi dengan bertemu langsung dengan teller, dan kelompok Cyber-Snobs (7.69 %) terdiri dari orang muda yang suka menggunakan layanan perbankan yang menggunakan teknologi paling barn agar tampil beda. Kelompok yang berpotensi bagi pemasaran teller adalah Sidelined Citizens dan Handshakers. Kelompok yang berpotensi bagi pemasaran ATM dan debit card dan credit card adalah kelompok yang nyaman memakai teknologi yaitu Technostrivers dan Fast Forward. Sedangkan kelompok yang berpotensi bagi pemasaran mobile banking dan internet banking adalah Cyber-Snobs, Fast Forward dan Technostrivers. Dalam melakukan pemasaran, bank-bank perlu lebih memperhatikan kelompok prioritas sebagai pasar yang potensial untuk dikembangkan.
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 17 Jan 2019 00:55 |
Last Modified: | 17 Jan 2019 00:55 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/34130 |
Actions (login required)
View Item |