Edukasi berbasis masyarakat dalam mendorong perilaku swamedikasi yang bertanggungjawab: Studi pendahuluan dengan modul generik dan spesifik

Setiadi, Antonius Adji Prayitno and Wibowo, Yosi Irawati and Halim, Steven Victoria and Saputra, Rama Danu and Oktavia, Rizka and Lestari, Putri and Puspitasari, Cecilia and Irianti, Rizky and Wardhani , Susilo Ari (2019) Edukasi berbasis masyarakat dalam mendorong perilaku swamedikasi yang bertanggungjawab: Studi pendahuluan dengan modul generik dan spesifik. In: Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Apoteker Indonesia 2019, 13-15 Maret 2019, Bandung. (Unpublished)

[thumbnail of abstrak]
Preview
PDF (abstrak)
AP_abstract PIT.pdf - Other

Download (140kB) | Preview

Abstract

Latar belakang: Pada tahun 2015, Pemerintah Indonesia menginisiasi ‘Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat’ (GeMa CerMat) sebagai program edukasi berbasis masyarakat dalam mendorong perilaku swamedikasi yang bertanggungjawab. Pada pembekalan trainer di beberapa daerah di Jawa Timur didapatkan masukan perlunya pengembangan modul pelatihan yang lebih aplikatif dan tepat guna. Tujuan: untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan masyarakat setelah diberikan edukasi menggunakan modul generik (swamedikasi secara umum) maupun spesifik (swamedikasi terkait penyakit ringan tertentu). Metode: Edukasi berbasis masyarakat menggunakan 5 jenis modul dilakukan di 5 Puskesmas di Surabaya, Indonesia: 1) Puskesmas Sidosermo (modul generik), 2) Puskesmas Tenggilis (modul flu dan pilek), 3) Puskesmas Gunung Anyar (modul analgesik), 4) Puskesmas Kalirungkut (modul diare), and 5) Puskesmas Jagir (modul gangguan pencernaan). Peningkatan pengetahuan peserta setelah edukasi dievaluasi menggunakan skor pre-/post-test (perbedaan skor diuji menggunakan Wilcoxon-signed rank tests) dan nilai peningkatan absolut. Hasil penelitian: Total 279 peserta terlibat dalam edukasi berbasis masyarakat yang dilakukan di 5 Puskesmas (response rate 65% - 93%). Peningkatan skor post-test dijumpai pada seluruh kelompok modul. Perbedaan skor pre-/post-test pada kelompok modul generik tidaklah bermakna; namun, perbedaan yang bermakna dilaporkan untuk seluruh kelompok modul spesifik (seluruh p<0,001). Lebih lanjut, nilai peningkatan absolut terendah dijumpai pada kelompok modul generik (1,12; 95% CI -0,45-2,92), dan peningkatan tertinggi dijumpai pada kelompok flu dan pilek (5,02; 95% CI 1,95-5,17). Kesimpulan: Pengembangan modul yang spesifik terkait swamedikasi pada penyakit ringan tertentu dapat bermanfaat dalam mendukung keberhasilan edukasi berbasis masyarakat dalam mendorong perilaku cerdas menggunakan obat. Prioritas topik pengembangan modul sebaiknya dikaitkan dengan kebutuhan maupun kearifan budaya lokal.

Item Type: Conference or Workshop Item (Speech)
Uncontrolled Keywords: edukasi berbasis masyarakat, apoteker, modul, swamedikasi, Indonesia
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Yosi Irawati Wibowo 202026
Date Deposited: 25 Mar 2019 06:22
Last Modified: 24 Mar 2021 16:02
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/34560

Actions (login required)

View Item View Item