Integrasi antara Ergonomi dan Lean Sigma dalam Perbaikan Proses untuk Mengurangi Pemborosan di Home Industry Victor Mojokerto

Wibisono, Olivia (2020) Integrasi antara Ergonomi dan Lean Sigma dalam Perbaikan Proses untuk Mengurangi Pemborosan di Home Industry Victor Mojokerto. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of TM_4315_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
TM_4315_Abstrak.pdf

Download (151kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/259474

Abstract

Banyaknya industri yang bermunculan saat ini membuat persaingan industri semakin meningkat, mulai dari industri berskala besar, menengah, hingga kecil termasuk home industry. Home Industry “VICTOR” adalah salah satu industri yang saat ini sedang berkembang dan mencoba untuk bersaing menduduki pasarnya dalam industri alas kaki yaitu sepatu berbahan dasar kulit asli dan imitasi. Pada proses produksi saat ini masih terdapat pemborosan dan cacat produk yang menyebabkan operator harus melakukan pengerjaan ulang sehingga waktu produksi menjadi lebih lama. Tidak hanya itu, kondisi postur tubuh operator yang belum ergonomis akibat posisi kerja yang belum tepat dapat menyebabkan operator merasa lelah dan konsentrasi menurun sehingga waktu proses menjadi lebih lama. Metode Lean Sigma adalah metode yang tepat untuk mengidentifikasi dan menganalisis serta memberikan usulan perbaikan dari hasil analisis yang ada. Metode Lean Sigma menggunakan tahapan DMAIC yang dimulai dengan tahap Define untuk melihat kondisi pemborosan yang terjadi saat ini, kondisi postur tubuh pekerja, serta mengetahui harapan dari konsumen dan kriteria-kriteria cacat dari produk yang dihasilkan. Tahap selanjutnya adalah tahap Measure yaitu dengan melakukan pengukuran waktu proses dengan membaginya menjadi lima kategori aktivitas yaitu trasnportation, inspection, operation, storage, dan delay, yang kemudian dikelompokkan lagi berdasarkan nilai tambah terhadap produk. Pengukuran dilakukan untuk setiap proses yang kemudian dilakukan pengukuran efisiensi proses dengan menggunakan rumus Process Cycle Efficiency (PCE). Nilai PCE yang didapat yaitu sebesar 70,38% Pada tahap ini dilakukan juga pengukuran nilai sigma dari data cacat produk yang didapatkan dan nilai sigmanya sebesar 2,5. Analyze adalah tahap selanjutnya yang dilakukan untuk menganalisis berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan alat lean yaitu diagram Ishikawa, Failure Mode Effect Analysis (FMEA), dan Rapid Upper Lamb Assessment (RULA) untuk menganalisis postur tubuh pekerja menggunakan tabel RULA. Dari hasil analisis yang ada, faktor penyebab lamanya proses produksi yang terjadi adalah pengerjaan manual dengan keterbatasan jumlah alat dan kemampuan alat. Faktor lain yaitu posisi kerja operator yang kurang ergonomis dan memiliki skor 7 yang berarti perubahan harus segera dilakukan karena akan berdampak pada kesehatan operator. Hal ini terjadi pada proses jempang dan proses finishing. Selain itu, kurangnya pengetahuan dan disiplin dari operator pada proses jempang dapat mengakibatkan cacat produk sehingga harus dilakukan pengerjaan ulang yang mengakibatkan waktu proses menjadi lebih lama, dan cacat yang memiliki nilai RPN tertinggi sebesar 576 adalah cacat bentuk separu yang tidak simetris yang disebabkan karena kualitas bahan yang kurang baik sehingga bahan sulit dibentuk, serta rendahnya keahlian operator dalam mengatasi kondisi bahan. Tahap selanjutnya adalah tahapan Improve yang dilakukan dengan memberikan usulan perbaikan baik usulan perbaikan jangka pendek yang dapat langsung diimplementasikan atau usulan perbaikan jangka panjang yang tidak bisa langsung diimplementasikan karena terhambat oleh faktor lain misalnya faktor biaya. Usulan perbaikan yang dapat langsung diimplementasikan dilakukan pengukuran ulang untuk membuktikan bahwa usulan tersebut dapat memberikan perbaikan pada proses produksi. Salah satu perbaikan yang diimplementasikan adalah dengan memberikan pembekalan berupa pelatihan kepada operator jempang baik secara teori maupun praktik. Setelah dilakukan implementasi, nilai PCE meningkat menjadi 71,68% dan nilai sigmanya menjadi 2,8. Nilai ini berarti bahwa perbaikan dapat meningkatkan nilai PCE dan nilai sigma. Tahap terakhir dari metode DMAIC adalah Control yaitu tahapan untuk merencanakan alat kontrol dan jadwal pengawasan secara berkala agar hasil implementasi dapat berjalan dengan baik dan tidak kembali ke kondisi awal sebelum implementasi.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Lean Sigma, DMAIC, Diagram Ishikawa, FMEA, RULA
Subjects: H Social Sciences > HD Industries. Land use. Labor > HD28 Management. Industrial Management
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Industrial Engineering
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 05 Nov 2020 08:26
Last Modified: 05 Nov 2020 08:26
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/38430

Actions (login required)

View Item View Item