Studi Literatur tentang Review Kuantitatif Penggunaan Antibiotik pada Bangsal Bedah dengan Ddd

Colyn, Ervin (2020) Studi Literatur tentang Review Kuantitatif Penggunaan Antibiotik pada Bangsal Bedah dengan Ddd. [Undergraduate thesis]

[thumbnail of F_5521_Abstrak.pdf]
Preview
PDF
F_5521_Abstrak.pdf

Download (283kB) | Preview
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/260254

Abstract

Resistensi antibiotik merupakan salah satu masalah yang dihadapi tenaga kesehatan terkait dengan penggunaan antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai guideline bisa menyebabkan bakteri menjadi resisten. Masalah resistensi ini tentu saja perlu diperhatikan juga pada pemakaian antibiotik sebagai profilaksis di bangsal bedah. Penelitian terdahulu melaporkan bahwa masih banyak terjadi pemakaian antibiotik secara irasional di bangsal bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mereview pola pemakaian antibiotik di bangsal bedah dalam satuan DDD/100 bed days. Penelitian ini merupakan review sistematik yang menggunakan artikel dengan desain cross sectional berbahasa Indonesia atau Inggris. Tahun publikasi yang dipilih antara 2010 sampai 2020. Kata kunci yang dipakai adalah “Defined daily dose”, “antibiotik profilaksis”, “bangsal bedah”. Kualitas jurnal dinilai dengan checklist Joanna Briggs Institute (JBI) dan reputasi jurnal. Hasil: Didapatkan 11 artikel yang bisa menjawab topik yang diinginkan. 5 Jurnal memiliki kualitas baik dan 6 dengan kualitas kurang baik. Berdasarkan hasil sintesis, Antibiotik golongan cephalosporin merupakan antibiotik yang paling sering dipakai. Ceftriaxone dilaporkan pada 6 lokasi sebagai antibiotik yang paling sering dipakai sebagai profilaksis pembedahan. Fitriyani et al (2018), Herawati F. et al (2018), Nuraliyah N.M. et al (2019), Laras N.W. dan Helmia F. (2012) pada bangsal bedah, King J. dan Ciptaningtyas V.R. (2015), dan Fazriyah N. (2017) melaporkan hal ini. Jumlah yang dilaporkan secara urut sebesar 20,21, 5,24, “62,58 untuk sesar dan 32,95 untuk hernia”, 28,24, 11,18, dan 46,52 DDD/100BD. Sedangkan antibiotik cefazolin yang merupakan antibiotik pilihan utama hanya dilaporkan masing-masing 2 lokasi saja. Ketidaksesuaian dengan rekomendasi WHO ini membuktikan bahwa pemakaian antibiotik profilaksis bangsal bedah di Asia masih irasional. Kesimpulan: Berdasarkan bukti penelitian yang didapatkan, disimpulkan bahwa pemakaian antibiotik di bangsal bedah masih irasional dan pengawasan terhadap pemakaian antibiotik perlu ditingkatkan. Penelitian ini masih memiliki kelemahan karena masih banyak jurnal dengan kualitas yang kurang baik dan tidak adanya data tentang kebijakan pemakaian antibiotik pada lokasi penelitian.

Item Type: Undergraduate thesis
Uncontrolled Keywords: Defined Daily Dose, antibiotik profilaksis, bangsal bedah, Asia
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Masyhur 196042
Date Deposited: 16 Mar 2021 06:44
Last Modified: 16 Mar 2021 06:44
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/39025

Actions (login required)

View Item View Item