Perbedaan Adversity Quotient Pada Golongan Pekerjaan, Dewasa Madya Dini Pria

Wijaya, Frederik Sutan Hadi (2001) Perbedaan Adversity Quotient Pada Golongan Pekerjaan, Dewasa Madya Dini Pria. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148933

Abstract

Adversity Qoutient adalah suatu pengukuran yang berkaitan dengan keuletan atau pantang menyerah seseorang dalam menghadapi suatu kesulitan. Rhenald Kasali (2000) mengatakan bahwa pengusaha yang sukses tidak dengan langsung mengalaminya, melainkan ia harus mengeluarkan pengorbanan yang tidak sedikit, baik secara fisik maupun psikis. Selain itu, keadaan memaksanya untuk bertahan dan berusaha secara terus menerus ( contohnya pada saat krisis moneter). Karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian, mencari perbedaan skor AQ pada golongan pekerjaan, yang terdiri dari employee, self employee, dan business owner, yang merupakan penggolongan menurut Kiyosaki (2001). Peneliti membagikan angket pada partisipan yang berjenis kelamin pria, berusia 40 hingga 50 tahun, dan berada di Surabaya (N=30). Adapun penghitungan hasil penelitian secara kuantitatif dengan menggunakan one way anova, yang kemudian dilanjutkan dengan menggunakan Schefee. Ternyata secara kuantitatif tidak membuktikan bahwa ada perbedaan diantara semua golongan bisnis, namun hasil profil menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan yang berbeda pada setiap golongan, golongan business owner, tampak lebih tinggi dibanding golongan employee, dan golongan employee lebih tinggi dibandingkan golongan self employe. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara, dimana pada golongan business owner tanggung jawab yang ia pegang lebih besar dibandingkan dengan golongan employee, juga pada golongan business owner cenderung berasal dari golongan employee, yang berusaha sendiri dan akhirnya menjadi business owner. Pada employee mereka cenderung berusaha mencari pekerjaan yang cocok sehingga mereka sering berganti pekerjaan hingga menemukan apa yang mereka inginkan, akibatnya keuletan mereka menjadi terlatih. Sedangkan pada self employee, mereka cenderung bekerja langsung pada bidang yang diminatinya serta didalaminya (sekolah) dan berusaha fokus pada pekerjaanya, juga pada waktu krisis moneter di Indonesia yang lalu mereka justru cenderung tidak mengalami krisis, karena masyarakat membutuhkan jasa mereka, sehingga keuletan mereka menjadi kurang terlatih. Saran peneliti untuk peneliti lain hendaknya memakai partisipan yang lebih banyak lagi, hingga dapat lebih memperjelas perbedaan antar golongan tersebut secara kuantitatif.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Moch. Ali Syamsudin 197011
Date Deposited: 25 Jul 2013 07:08
Last Modified: 25 Jul 2013 07:08
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3957

Actions (login required)

View Item View Item