Coping Behavior Terhadap Sikap Warga Desa Medang dan Ngampel Pada Mantan Penderita Kusta di Wireskat - Blora (Studi Deskriptif)

Nugrahani, Yosephine (2001) Coping Behavior Terhadap Sikap Warga Desa Medang dan Ngampel Pada Mantan Penderita Kusta di Wireskat - Blora (Studi Deskriptif). [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148349

Abstract

Perlakuan warga Ngampel dan Medang yang tidak adil kepada mantan penderita kusta yang ada di Wireskat-Blora dirasakan sebagai sesuatu yang menekan kehidupan warga Wireskat. Hal ini disebabkan oleh adanya leprofobi dan stigma yang mendukung semakin kuatnya prasangka sosial terhadap mantan penderita kusta. Situasi yang menekan warga Wireskat ini membuat para mantan penderita kusta berada dalam situasi stres. Warga Wireskat harus melakukan sesuatu untuk mengatasi situasi stres ini. Reaksi yang diberikan oleh warga Wireskat dalam menghadapi situasi dan perlakuan warga Medang dan Ngampel ini disebut dengan coping behaviour. Coping behaviour menurut Taylor (1991) di bagi menjadi 8 coping strategy. Kedelapan coping strategy tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu emotional focused coping dan problem focused coping. Setiap individu menggunakan coping strategy yang berbeda-beda dalam menghadapi suatu permasalahan. Hal ini dipengaruhi oleh adanya aspek-aspek internal yang ada dalam diri setiap individu, misalnya konsep diri dan pandangan terhadap masa depannya Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan data kualitatif yang didukung pula oleh data kuantitatif. Data kuantitatif yang diperoleh dari pelaksanaan pengambilan data, diolah secara deskriptif sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28 orang dari 30 orang warga sekitar Wireskat memiliki sikap negatif terhadap mantan penderita kusta. 6 orang dari 8 orang mantan penderita kusta mempunyai sikap negatif juga terhadap masyarakat. Data kualitatif yang diperoleh menunjukkan ada 4 orang dari subjek penelitian yang menggunakan emotional focused coping dan 2 orang yang menggunakan kedua coping behaviour dalam menghadapi suatu permasalahan (yaitu emotional focused coping dan problem focused coping). Dapat disimpulkan bahwa secara umum, subjek penelitian menggunakan emotional focused coping dalam menghadapi sernua peristiwa atau permasalahan dalam kehidupannya Emotional focused coping yang digunakan oleh subjek penelitian tidak berarti para subjek penelitian selalu menghindar atau melarikan diri dari masalah yang ada. Pada subjek yang dapat menyesuailcan diri dengan situasi yang ada setelah menjadi mantan penderita kusta maka emotional focused coping yang digunakan lebih mengarah pada self control, distancing, positive reappraisal. Pada subjek yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan situasi setelah menjadi mantan penderita kusta maka emotional focused coping yang dilakukannya mengarah pada escaped avoidance. Apabila mereka menghadapi situasi stres, mereka selalu menyalahkan keadaan yang membawa dirinya menjadi seorang mantan penderita kusta. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan subjek menyesuaikan diri dengan situasi yang dialaminya setelah menjadi mantan penderita kusta menamai coping behaviour yang dilakukannya. Hal tersebut mempengaruhi penyesuaian subjek terhadap peristiwa yang dihadapinya. Kemampuan subjek menyesuaikan diri terhadap suatu peristiwa mempengaruhi cara subjek dalam melalui kehidupannya sebagai seorang mantan penderita kusta.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Moch. Ali Syamsudin 197011
Date Deposited: 25 Jul 2013 06:47
Last Modified: 25 Jul 2013 06:47
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/3987

Actions (login required)

View Item View Item