Ibe, Hengga Wijayanata and Sherine, Laurensia and Arbiter Purwanto, Victor (2021) Desain Proyek Pabrik Akrolein dengan Proses Dehidrasi Gliserol dengan Kapasitas 30.000 Ton/Tahun. [Undergraduate thesis]
PDF
TK_542_Abstrak.pdf Download (90kB) |
Abstract
Akrolein merupakan bahan yang di gunakan dalam sintesis 1,2,6-heksanetriol, hidroksiadipaldehida, resin sikloalifatik epoksi, kuinolin dan pentaeritritol, sebagai bahan dalam pembuatan bentuk koloidal suatu logam dan sebagai penanda bahaya dalam pendingin metilklorida. Akrolein diizinkan oleh U.S. Food and Drug Administration untuk digunakan sebagai zat penipis dalam pembuatan kertas dan kertas karton yang digunakan untuk makanan. Akrolein digunakan pula sebagai bahan pelengkap dalam pembuatan plastik, parfum, dan bahan herbisida. Dalam industri militer, akrolein telah digunakan sebagai campuran gas beracun dan gas air mata. Digunakan pula sebagai herbisida perairan dan rodentisida. Pada saat ini, akrolein banyak diproduksi oleh Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan negara-negara Eropa. Melihat terbatasnya produsen akrolein di Asia, maka dengan pendirian pabrik akrolein di Indonesia dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Kebutuhan akrolein sendiri di Indonesia sangat kecil, sehingga pendirian pabrik ini akan lebih berorientasi pada ekspor ke negara-negara Asia Tenggara. Pabrik akrolein ini menggunakan bahan baku gliserol. Berdasarkan data impor-ekspor gliserol yang diperoleh dari UN Data pada tahun 2017, Indonesia mengekspor gliserol sekitar (140.000-260.000) ton/tahun dan mengimpor gliserol sekitar (1.800-3.600) ton/tahun. Untuk memproduksi akrolein dengan kapasitas 30.000 ton/tahun, dibutuhkan gliserol sekitar 48.000 ton/tahun. Berdasarkan nilai tersebut, Indonesia mengalami surplus gliserol sekitar (136.000-256.000) ton/tahun, sehingga bahan baku yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan mudah tanpa harus mengimpor dari negara lain. Pada proses pembuatan akrolein terdapat tiga macam teknik produksi, yaitu kondensasi asetaldehid dan formaldehidpropena, oksidasi propilen, dan dehidrasi gliserol. Setelah membandingkan tiap proses, diputuskan agar pabrik ini menggunakan proses dehidrasi gliserol dengan katalis Zr(WO4)2 karena konversi reaksi tinggi yaitu 96% serta yield akrolein 83%. Dehidrasi gliserol menggunakan bahan baku utama yaitu gliserol yang harganya paling rendah dibandingkan bahan baku proses lainnya. Selain itu, gliserol merupakan produk sampingan dari produksi biodiesel yang bahan bakunya merupakan minyak nabati sehingga gliserol bersifat renewable, serta tersedia dalam jumlah yang banyak di pasaran. Katalis yang digunakan adalah Zr(WO4)2 karena menghasilkan yield akrolein tinggi, serta tersedia banyak di pasaran mencukupi kapasitas produksi rancangan pabrik ini. ...
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | T Technology > TP Chemical technology |
Divisions: | Faculty of Engineering > Department of Chemical Engineering |
Depositing User: | Masyhur 196042 |
Date Deposited: | 22 Sep 2021 08:56 |
Last Modified: | 22 Sep 2021 08:56 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/40403 |
Actions (login required)
View Item |