Tinjauan Kritis Aspek Keselamatan Dalam Regulasi Nasional Dan Usulan Penyempurnaannya

Setiawan, R and Jihad, S and Pratiknyo, Yuwono Budi and Budiwantoro, B (2016) Tinjauan Kritis Aspek Keselamatan Dalam Regulasi Nasional Dan Usulan Penyempurnaannya. In: Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XV (SNTTM XV), 5-6 Oktober 2016, Bandung.

[thumbnail of Yuwono Budi Pratiknyo_TINJAUAN KRITIS ASPEK KESELAMATAN.pdf] PDF
Yuwono Budi Pratiknyo_TINJAUAN KRITIS ASPEK KESELAMATAN.pdf

Download (3MB)

Abstract

Peran transportasi massal khususnya kereta api mulai meningkat dan akan menjadi moda transportasi penting di Indonesia pada masa depan. Untuk menjamin keselamatan operasional perkeretaapian, pemerintah telah menyusun seperangkat regulasi, mulai dari Undang-undang hingga prosedur standar operasional. Meskipun berdasarkan data dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), frekuensi kecelakaan memiliki kecenderungan sedikit menurun, namun dengan kapasitas penumpang yang besar dan kecepatan operasional yang tinggi juga, potensi terjadinya kecelakaan dengan konsekuensi yang signifikan tetap tinggi. Oleh karena itu, usaha-usaha peningkatan aspek keselamatan dalam perkeretaapian masih tetap harus diprioritaskan, salah satunya terhadap resiko tumburan (crashworthiness). Makalah ini mengkaji secara kritis regulasi-regulasi yang ada saat ini, khususnya terkait aspek keselamatan operasional kereta api terhadap resiko tumburan yang berpotensi menimbulkan dampak korban jiwa tertinggi dan dibandingkan dengan beberapa regulasi internasional. Selanjutnya, untuk studi kasus rangkaian kereta penumpang dan dari beberapa kasus lintas di Indonesia, dilakukan kajian terhadap resiko tumburan. Kajian menggunakan model elastik seri untuk memodelkan rangkaian KA yang terdiri dari 1 lokomotif dan 12 kereta K1. Dari kajian ini, diperoleh hasil sbb.: Kecepatan aman operasional sehingga tumburan antar KA dapat dihindarkan berturut-turut untuk kasus lintasan lurus-datar, lurus-menurun, melengkung-datar (R300 m), melengkung-datar (R150 m), adalah 114, 83, 36 dan 30 km/jam. Jika diinginkan kecepatan operasional yang lebih tinggi, terutama pada kasus belokan, maka perlu dilakukan peningkatan area pandang masinis. Jika tumburan tidak bisa dihindarkan, dengan mengacu pada persyaratan kekuatan struktur KA yaitu 100 tonf, maka kecepatan impak yang dibolehkan adalah 10 km/jam, lebih rendah dibandingkan dengan standar di Eropa maupun Amerika Serikat. Untuk batasan tersebut, energi impak yang harus dapat diserap adalah 0,326 MJ. Diharapkan, dengan diterapkannya hasil penelitian ini dalam perkeretaapian di Indonesia, aspek keselamatan akan semakin meningkat, sekaligus menjadi dasar penyusunan regulasi yang lebih lengkap di masa depan seiring dengan semakin meningkatnya penggunaan moda transportasi kereta api di Indonesia. Kata kunci: crashworthiness, regulasi, keselamatan kereta api, tumburan

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: crashworthiness, regulasi, keselamatan kereta api, tumburan
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
T Technology > TS Manufactures
Divisions: Faculty of Engineering > Department of Manufacturing Engineering
Depositing User: Yuwono Budi Pratiknyo 61132
Date Deposited: 01 Nov 2021 09:27
Last Modified: 09 Jun 2023 05:39
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/40673

Actions (login required)

View Item View Item