Pola Polifarmasi di Instalasi Intensive care Unit (ICU) Rumah Sakit katolik ST. Vincentius A Paulo Surabaya Selama Bulan Januari Sampai dengan April 2002

Subianto, Sinta Kurniawati (2003) Pola Polifarmasi di Instalasi Intensive care Unit (ICU) Rumah Sakit katolik ST. Vincentius A Paulo Surabaya Selama Bulan Januari Sampai dengan April 2002. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/150606

Abstract

Telah dilakukan penelitian mengenai "Pola Polifarmasi di Instalasi Intensive Care Unit (ICU) RSK St. Vincentius a Paulo Surabaya selama Bulan Januari sampai dengan April 2002". Pengamatan dilakukan terhadap rekam medik pasien yang mendapat lima jenis obat atau lebih pada hari yang sama di instalasi ICU, yaitu sebanyak 82 pasien. Variabel dalam penelitian ini adalah jenis kelamin dan kelompok umur pasien yang paling banyak mendapat pengobatan polifarmasi di instalasi ICU, diagnosis penyakit, jumlah jenis obat, jenis obat, bentuk sediaan farmasi dan cara pemberian obat pada pasien yang mendapat pengobatan polifarmasi di instalasi ICU, duplikasi obat dan interaksi obat, lama pemberian obat dan lama perawatan pasien serta angka kematian pasien yang mendapat pengobatan polifarmasi di instalasi ICU. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah jenis kelamin dan kelompok umur pasien yang paling banyak mendapat pengobatan polifarmasi di instalasi ICU adalah laki-laki (67,07%) dan kelompok umur 60-69 tahun (26,82%). Diagnosis penyakit yang paling sering dijumpai pada pasien adalah penyakit / kelainan pada sistem kardiovaskuler (30,10%). Jumlah jenis obat yang diberikan pada pasien yang mendapat pengobatan polifarmasi berada pada rentang 5 sampai 18 jenis obat dan jumlah jenis obat terbanyak adalah 11 jenis obat (17,07%) dengan rata-rata jumlah jenis obat yang diberikan tiap pasien adalah 10,95. Golongan obat yang paling banyak digunakan adalah obat kardiovaskuler dan sistem hematopetik (3,33%). Bentuk sediaan farmasi yang paling banyak digunakan adalah injeksi (60,02%) dan cara pemberian obat yang paling banyak digunakan adalah parenteral (60,02%). Pasien yang mengalami duplikasi obat sebanyak 9 dari 82 pasien (26,83%). Jenis obat yang paling banyak mengalami duplikasi adalah vitamin B 1, 82, 86, B 12. Kemungkinan interaksi obat pada seluruh pasien sebanyak 4993. Pasien yang mengalami interaksi obat sebanyak 51 dari 82 pasien (62,20%), dimana terdapat 7,32% interaksi farmaseutik dan 92,68% interaksi farmakokinetik- farmakodinamik dari interaksi obat total. Interaksi farmakokinetik - farmakodinamik obat yang paling banyak dialami pasien adalah interaksi obat tingkat 3 (54,47%), dan kombinasi obat yang paling sering mengalami interaksi adalah fenitoin- piridoksin (8, 13%). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama perawatan pasien laki-laki dan perempuan. Rata-rata lama pemberian obat tiap pasien adalah 1,49 hari, sedang perbandingan rata-rata lama pemberian obat dengan rata-rata lama perawatan pasien adalah 1 dibanding 3,62. Angka kematian pasien yang mendapat pengobatan polifarmasi di instalasi ICU adalah 12,20%. Pada penelitian ini, praktek polifarmasi disarankan sedapat mungkin dihindari berkaitan dengan terjadinya risiko pengobatan yang lebih besar, seperti terjadinya duplikasi obat, interaksi obat, toksisitas, kurangnya kepatuhan (compliance) pasien dalam mengkonsumsi obat dan peningkatan biaya pengobatan.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 18 Jan 2014 01:50
Last Modified: 18 Jan 2014 01:50
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/4076

Actions (login required)

View Item View Item