Stressful life events among depressed adolescents after parental divorce (Kejadian Hidup Yang Menekan Bagi Remaja Yang Memiliki Gejala Depresi Pasca Perceraian Orang Tua)

Dianovinina, Ktut and Surjaningrum, Endang Retno and Wulandari, Primatia Yogi (2023) Stressful life events among depressed adolescents after parental divorce (Kejadian Hidup Yang Menekan Bagi Remaja Yang Memiliki Gejala Depresi Pasca Perceraian Orang Tua). Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology (JPU), 10 (1). ISSN 2088-4230; e-ISSN 2580-1228

[thumbnail of Ktut Dianovinina_Kejadian hidup yang menekan_JPU_Mei2023.pdf] PDF
Ktut Dianovinina_Kejadian hidup yang menekan_JPU_Mei2023.pdf

Download (285kB)
Official URL / DOI: https://publication.k-pin.org/index.php/jpu/articl...

Abstract

Parental divorce can cause stress for adolescents. However, adolescents perceive not all life events after divorce as stressful. This study aims to describe: 1). stressful life events after parental divorce and 2). changes in thoughts, feelings, and behaviors experienced by adolescents after parental divorce. This descriptive study used the Children's Depression Inventory (CDI) and other related questionnaires for univariate analysis. Participants were adolescents of divorced parents (n = 30; 83.3% were female), aged 13-19 years, and experienced depression (minimum CDI score of 19). The results were organized into five themes accounting for stressful life events after parental divorce: less cohesive family relationships, loss of parent support, academic problems, parental remarriage, and declining economic conditions. Parental divorce causes more negative changes, but one positive thing still makes adolescents more independent. Extended families actually become a source of pressure for adolescents. These findings show the importance of parental and extended family support for adolescents in dealing with post-divorce pressures. Perceraian orang tua dapat menimbulkan tekanan bagi remaja. Walaupun demikian, tidak semua kejadian hidup pasca perceraian dianggap remaja sebagai tekanan. Tujuan studi ini mendeskripsikan: 1). kejadian hidup pasca perceraian yang dianggap remaja sebagai tekanan dan 2). perubahan pikiran, perasaan, dan perilaku yang dialami remaja pasca perceraian. Penelitian deskriptif ini menggunakan Children Depression Inventory (CDI) dan kuesioner, yang dianalisis secara univariat. Partisipan penelitian adalah remaja (n = 30; 83.3% perempuan) dari keluarga bercerai yang berusia 13-19 tahun dan mengalami depresi (skor CDI minimal 19). Hasil penelitian menunjukkan lima tema kejadian hidup yang dianggap menekan, yaitu relasi keluarga yang kurang kohesif, kehilangan dukungan dan kasih sayang dari orang tua, permasalahan akademik, pernikahan kembali orang tua, serta kondisi ekonomi yang menurun. Perceraian orang tua menimbulkan lebih banyak perubahan negatif, meskipun masih terdapat satu hal positif yaitu membuat remaja lebih mandiri. Keluarga besar justru menjadi salah satu sumber tekanan bagi remaja. Temuan ini menunjukkan pentingnya pendampingan orang tua dan dukungan keluarga besar bagi remaja dalam menghadapi tekanan pasca perceraian.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: adolescents, depression, parental divorce, stressful life events
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Ester Sri W. 196039
Date Deposited: 10 May 2023 02:51
Last Modified: 10 May 2023 07:24
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/44110

Actions (login required)

View Item View Item