Abduh, Nurnisa Ainun Aulia and Sanwersko, Firstylo Valiant Putra and Madi, Abraham Rikson Adiputra and Sutrisno, Jose Sepputro and Amir, Amrina Rosad and Indrapratiwi, Aurellia Agni and Wijayanti, Herliana Debinta and Ridwan, Sarah Kirana and Andina, Hisaanah Firyaal Naflah and Dewi, Rahajeng Mutia and Parianto, Nego Dealvid and Rustanto, Wempi and Chrystanta, Cheline Claudia and Azzura, Izzaddinii Ikhwani and Kesumanata, Ni Luh Putu Chintya Wulansari and Susanto, Yosafat Elohimio and Widiasthiti, Ni Made Ary Interniaty and Jaundivaningrat, I Gusti Agung and Salzabila, Syifa Konig and Istighfari, Pramesya Masitha Izdavikia and Susilo, Astrid Pratidina and Retnaningtyas, Lucia Pudyastuti and Wicaksono, Y. Adhimas Setyo and Dahliana, Anita (2023) Inovasi Alat Ukur Panjang Badan. [Copyright]
PDF
Inovasi Alat Ukur Panjang Badan.pdf Download (2MB) |
Abstract
Malnutrisi adalah suatu keadaan defisiensi, kelebihan, atau ketidakseimbangan antara zat gizi energi, protein, dan zat gizi lain yang menyebabkan efek yang buruk pada bentuk tubuh, fungsional tubuh, serta klinis dari tubuh. Prevalensi kasus malnutrisi di dunia sangat tinggi. Prevalensi malnutrisi menurut WHO menyatakan bahwa 5,7% balita mengalami gizi berlebih, 6,7% balita mengalami gizi kurang/buruk, dan 22,2% balita mengalami stunting. Di Indonesia, prevalensi balita stunting mencapai 24,1% pada tahun 2021. Salah satu penanganan dalam kondisi malnutrisi adalah dengan mendeteksi anak/bayi yang kemungkinan dapat terjangkit malnutrisi. Hal ini dapat diketahui dengan cara pemantauan pertumbuhan balita. Pemantauan pertumbuhan balita merupakan suatu kegiatan rutinan yang dilaksanakan setiap bulan di masing-masing posyandu di Indonesia. Pemantauan pertumbuhan balita dilaksanakan dengan mengukur tinggi badan, berat badan, dan panjang badan pada balita menggunakan alat ukur. Pengadaan alat ukur untuk pertumbuhan balita di Indonesia masih kurang memadai, salah satu penyebab mengapa pengadaa masih terhambat adalah harga alat ukur yang cukup tinggi. Harga untuk satu alat ukur panjang badan terstandar mencapai kurang lebih Rp1.800.000,00 per alatnya. Kendala lain yang dapat terjadi saat pemantauan pertumbuhan balita selain dari pengadaan alat adalah pengukuran yang tidak optimal. Pengukuran yang tidak optimal bisa disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah tidak kooperatifnya bayi saat pengukuran. Ketika bayi diukur untuk pemantauan pertumbuhan sebagian besar bayi akan memberontak dan menangis karena merasa tidak nyaman saat pemeriksaan. Oleh karena alasan diatas, kami mendesain sebuah alat yang secara harga lebih murah tetapi tetap berprinsip sesuai standar alat pengukuran serta nyaman bagi bayi untuk digunakan. Alat kami adalah alat ukur inovasi panjang badan. Alat ukur inovasi panjang badan berukuran 105x30cm.
Item Type: | Copyright |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Faculty of Medical |
Depositing User: | ASTRID PRATIDINA SUSILO |
Date Deposited: | 15 Jan 2024 04:50 |
Last Modified: | 29 Jan 2024 07:39 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/45708 |
Actions (login required)
View Item |