Suryani, Felita (2002) Pola Penggunaan Obat Pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) Rawat Inap di RSK ST. Vincentius A Paulo Surabaya Selama Bulan Mei 2001. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Telah dilakukan penelitian mengenai "Pola Penggunaan Obat Pada Pasien Demam Berdarah Dengue (DBD)Rawat inap di RSK St.Vincentius a Paulo Surabaya selama Bulan Mei 2001. Pengamatan dilakukan terhadap rekam medik pasien yang didiagnosis menderita demam berdarah dengue (DBD)oleh dokter yang memeriksa sebanyak 178 pasien namun yang memenuhi persyaratan penelitian hanya 117 pasien. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini antara lain kelompok usia yang paling banyak menderita demam berdarah dengue (DBD), nilai thrombosit terendah yang pernah dicapai oleh pasien demam berdarah dengue (DBD)selama rawat inap di rumah sakit, rata-rata lama perawatan pasien demam berdarah dengue (DBD), jenis dan jumlah obat serta lamanya penggunaan obat pada pasien demam berdarah dengue (DBD). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut kelompok usia yang paling banyak menderita demam berdarah dengue (DBD)adalah kelompok usia 20-<30 tahun (27,38%). Jumlah pasien terbesar berada pada kelompok nilai thrombosit terendah 20.000-<40.000/mm3 (27,38%)dan 40.000- <60.000/mm3 (26,51%) Lama perawatan demam berdarah dengue (DBD) di rumah sakit pada kelompok anak-anak 4,98 hari dan pada kelompok orang dewasa 6,92 hari. Jenis obat yang paling banyak digunakan pada pasien demam berdarah dengue (DBD) dari golongan analgesik-antipiretik adalah parasetamol (80,34%), dari golongan kortikosteroid adalah deksametason (29,91%) kemudian diikuti oleh hidrokortison (23,93%). Pemberian kortikosteroid tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara terapi tanpa atau dengan kortikosteroid, hendaknya pada pengobatan demam berdarah dengue (DBD) penggunaan kortikosteroid tidak perlu dilanjutkan. Pemberian antimikroba yang paling banyak digunakan dari golongan sefalosporin adalah sefotaksim (36,75%), dari golongan penisilin adalah ampisilin (16,24%) kemudian diikuti oleh amoksisilin (14,53%) dan dari golongan quinolons adalah siprofloksasin (12,82%). Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama perawatan anak-anak dan dewasa baik yang menderita demam maupun yang tidak menderita demam dengan dan tanpa pemakaian antimikroba. Pada penelitian ini, pemakaian antimikroba disarankan untuk dibatasi penggunaannya dan hanya digunakan pada kasus yang benar-benar membutuhkan antimikroba sebagai pengobatan penyakit demam berdarah dengue (DBD), misalnya adanya komplikasi infeksi bakterial
Item Type: | Undergraduate thesis |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Faculty of Pharmacy > Department of Pharmacy |
Depositing User: | Users 152 not found. |
Date Deposited: | 04 Oct 2013 08:32 |
Last Modified: | 04 Oct 2013 08:32 |
URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/5151 |
Actions (login required)
View Item |