Pemetaan Sindroma Burnout Berdasarkan Harga Diri dan Strategi Coping pada Guru SLTP Yayasan X Purwokerto

Rotchildiana, Amelia Siti (2001) Pemetaan Sindroma Burnout Berdasarkan Harga Diri dan Strategi Coping pada Guru SLTP Yayasan X Purwokerto. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148301

Abstract

Setiap bidang kerja tidak lepas dari stres kerja, termasuk profesi guru. Selama melaksanakan tugas mendidik dan mengajar, guru menemui berbagai permasalahan yang berhubungan dengan peranan sebagai guru. Misalnya siswa yang gaduh, minat belajar kurang, daya serap kurang, tidak mempunyai buku, dan minimnya alat peraga. Selain itu, juga ada tuntutan dari sekolah yang dibebankan pada guru; misalnya kedisiplinan, mampu menguasai metodologi dan materi, mampu memaksimalkan alat peraga, serta mampu memotivasi siswa. Dengan kondisi yang seperti itu, memungkinkan bagi guru mengalami stres, yang akhirnya mengarah pada sindroma burnout. Hal ini turut pula dipengaruhi oleh kondisi internal, seperti harga diri dan strategi coping; serta kondisi eksternal, seperti dukungan sosial. Subjek dalam penelitian ini adalah guru SLTP Muhammadiyah 1, 2, dan 3 Purwokerto sebanyak 32 orang, yang motivasi memilih profesi guru bersifat positif. Metode pengumpulan datanya adalah dengan angket yang mengungkap tingkat harga diri, strategi coping, dan sindroma burnout. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simptom burnout berkisar dari sedang sampai rendah; dengan prosentase terbesar simptom emotional exhaustion 87,5 % (rendah), simptom depersonalisasi 84,38 % (rendah), dan simptom personal accomplishment 59,38 % (rendah). Simptom personal accomplishment yang rendah ini tidak sejalan dengan konsep sindroma burnout rendah. Keadaan ini berarti bahwa guru belum merasakan berhasil/puas akan hasil dari tindakannya guna membantu siswa, karena masalah yang muncul itu sama dan berulang kali terjadi, dan diatasi dengan cara yang sama pula. Kemudian, hasil lain menunjukkan bahwa guru memiliki harga diri yang tinggi dan sedang, sehingga guru lebih tabah dalam menghadapi masalah. Dengan harga diri tinggi ataupun sedang itulah, guru menggunakan strategi problem focused coping dengan jenis active coping; yaitu menasehati siswa, menerangkan kembali, memanfaatkan peraga, dan memberi contoh sikap. Hal ini berarti guru tidak mengalami stres. Selain itu, adanya dukungan sosial dari guru lain yang turut membantu pemecahan masalah agar masalah dapat diselesaikan secara bersama-sama; membuat guru lebih kuat untuk mengatasi kekecewaan dan tekanan dalam pekerjaan sehari-hari. Dengan demikian sindroma burnout guru rendah. Namun, dalam dunia pendidikan semua permasalahan tidak hanya dapat diselesaikan dengan active coping saja, tapi juga membutuhkan jenis lainnya; misalnya planning atau restraint coping. Oleh karena itu, diajukan beberapa saran agar guru mencoba berpikir positif bahwa keyakinan dan kemampuannya dalam membantu masalah siswa akan memberikan hasil yang memuaskan, serta dapat menggunakan strategi coping planning atau restraint coping dalam menangani masalah siswa.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Users 147 not found.
Date Deposited: 01 Oct 2013 09:39
Last Modified: 01 Oct 2013 09:39
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/5155

Actions (login required)

View Item View Item