Studi Kasus Makna Kematian Dan Coping Pada Pasien Terminal Di RSK St. Vincentius A. Paulo Surabaya

Ernawati, Elisabet (2001) Studi Kasus Makna Kematian Dan Coping Pada Pasien Terminal Di RSK St. Vincentius A. Paulo Surabaya. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/148280

Abstract

Kematian adalah kejadian biologis yang tidak dapat dihindarkan dan akan menimpa semua makhluk hidup. Kematian merupakan misteri bagi setiap manusia. Namun pada kenyataannya, kebanyakan manusia seringkali merasa belum siap mental untuk menghadapi kematian, bahkan menolaknya. Penolakan terhadap kematian seringkali terjadi pada pasien-pasien terminal karena terjadinya kematian mengakibatkan kehilangan sababat, keluarga, karier, cinta, cita-cita hidup, dan pengalaman hidup. Ada pula, pasien yang menerima kematian sebagai bagian dari kehidupan sehingga bersikap pasrah dan tenang. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini dilakukan untuk memahami makna kematiannya dan mekanisme coping yang digunakan oleh pasien terminal. Kalish (1976) mengemukakan empat hal dalam mengungkap makna kematian yaitu kematian sebagai organisasi waktu, kematian sebagai kehilangan, kematian sebagai hukuman dan kematian sebagai transisi. Sedangkan Lazarus dan Folkman (Pudjiono, 2000) membagi tujuh jenis coping yaitu confrontative coping, planfol problem solving, self control, distancing, posive reappraisal, accepting responsibility, escape avoidance. Peneliti menggunakan panduan wawancara dan observasi untuk mengungkap makna kematian dan coping. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan data-data hasil wawancara dan observasi diolah dengan analisis isi. Hasil yang diperoleh menunjukkan dua subjek wanita memaknakan kematian sebagai ancaman dan penghancur kebahagiaan, sehingga mereka mengalami kecemasan dan menolak kematian. Hal ini mempengaruhi mereka dalam menggunakan coping. Subjek cenderung menggunakan coping yang tidak realistis. Implikasinya, subjek akan mengalami gangguan emosional yang justru memperlemah kondisi fisiknya. Sebaliknya dua subjek pria memaknakan kematian sebagai kesempatan untuk memperdalam makna hidupnya dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan hal-hal yang berarti. Subjek akan cenderung menggunakan coping yang lebih realistis dan positif. lmplikasinya, subjek mampu menyusun rencana yang realistis dalam mengisi waktu yang tersedia dan menghadapi kematian dengan sikap pasrah dan damai. Semua subjek menggunakan jenis coping yang sama yaitu positive reappraisal dan seeking social support. Khusus bagi subjek yang cemas menghadapi kematian akan menggunakan confrontative coping dan planfol problem solving dengan tujuan semakin mempertahankan hidup. Sedangkan khusus bagi subjek yang bersikap pasrah menghadapi kematian akan menggunakan distancing untuk menjaga kesatuan fungsi jiwa raga dan menciptakan arti positif terhadap penyakitnya. Pada dasarnya semua subjek mampu bersikap pasrah dan damai menghadapi kematian apabila sudah menyelesaikan tanggungjawabnya sebagai manusia. Hal ini terjadi juga karena kematian bukan sekedar masalah pribadi, melainkan masalah sosial juga. Artinya, kematian melibatkan orang-orang yang dicintai dan mencintai subjek.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Users 147 not found.
Date Deposited: 01 Oct 2013 09:35
Last Modified: 01 Oct 2013 09:35
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/5165

Actions (login required)

View Item View Item