Hubungan Antara Inteligensi dan Masa Kerja dengan Kecerdasan Emosional Perawat

Bahasoan, Nizmah Ahmad (2001) Hubungan Antara Inteligensi dan Masa Kerja dengan Kecerdasan Emosional Perawat. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/143421

Abstract

Perawat merupakan profesi yang bersifat kemanusiaan yang pelaksanaannya memerlukan sikap empati, tulus, saling menghargai, dan bijaksana terhadap sesama manusia, namun pada kenyataannya, banyak dijumpai keluhan mengenai sikap perawat yang memberikan layanan hanya sekedar tuntutan tugas. Hal ini menunjukkan bahwa disamping pengetahuan ilmiah dan ketrampilan, seorang perawat pun perlu memiliki kecerdasan emosional. Untuk menjadi cerdas secara emosional memerlukan adanya perpaduan antara kedua pikiran/otak yaitu otak untuk merasakan (emosional) yang lebih mengarah pada kecerdasan emosional dan otak untuk berpikir (rasional) yang diwakili kemampuan intelektual (IQ) (Goleman, 1995). Selain itu lamanya seorang perawat bekerja di rumah sakit diperkirakan dapat menunjang terbentuknya kecerdasan emosional, dikarenakan oleh pengalaman-pengalaman yang diperolehnya selama berinteraksi dengan pasien, dan orang- orang yang berada dalam lingkungan rumah sakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara inteligensi dan masa kerja dengan kecerdasan ernosional perawat di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Subyek penelitian adalah para perawat yang bekerja sebagai pegawai tetap pada bidang rawat inap di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya, yang berusia dewasa dini dengan latar belakang pendidikan SPK. Jumlah sampel 32 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan angket untuk mengungkap masa kerja dan kecerdasan emosional serta Tes SPM (standard progressive matrices) untuk mengukur taraf inteligensi (IQ). Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara inteligensi dan masa kerja dengan kecerdasan emosional perawat ( F = 1,528; p (0,234)>0,05 ). Hasil analisis hipotesis minor, diketahui bahwa dengan mengontrol masa kerja terdapat hubungan yang tidak signifikan antara inteligensi dengan kecerdasan emosional, (r par = -0,3012 ; p (0,100)>0,05). Dengan mengontrol inteligensi diperoleh hasil terdapat hubungan yang tidak signifikan antara masa kerja dengan kecerdasan emosional, (r par= 0,1882; p (0,331)>0,05). Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosional, antara lain faktor kematangan fisiologis dan faktor belajar atau pelatihan. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kecerdasan emosional yang dimi1iki sebagian besar subyek tergolong tinggi namun setelah ditelaah dengan menggunakan analisis butir, diperoleh hasil bahwa kecerdasan emosional subyek kurang dapat berperan secara optimal, hal ini disebabkan karena kecakapan intrapersonal mereka yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecakapan interpersonal (antarpersonal). Beberapa faktor yang diperkirakan mempengaruhi hasil penelitian ini adalah berkaitan dengan hal-hal yang biasanya terjadi pada individu dalam tahap perkembangan masa dewasa dini, instrumen tes inteligensi yang digunakan tidak mengungkap kemampuan sosial individu dan secara metodologis, tampak bahwa sebaran nilai masa kerja tidak mengikuti kurve normal.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Users 147 not found.
Date Deposited: 07 Oct 2013 07:25
Last Modified: 07 Oct 2013 07:25
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/5294

Actions (login required)

View Item View Item