Persepsi Terhadap Beban Kerja dan Stres Kerja pada Guru SDLB D-1 di Pusat Rehabilitasi Anak, YPAC Cabang Surabaya Studi Deskriptif

Ariany, Dewi (2003) Persepsi Terhadap Beban Kerja dan Stres Kerja pada Guru SDLB D-1 di Pusat Rehabilitasi Anak, YPAC Cabang Surabaya Studi Deskriptif. [Undergraduate thesis]

Full text not available from this repository. (Request a copy)
Official URL / DOI: http://digilib.ubaya.ac.id/pustaka.php/152084

Abstract

Keberadaan guru dalam Sekolah Luar Biasa sangat penting dalam proses belajar mengajar. Keadaan-keadaan siswa yang berkelainan seringkali mengakibatkan stres dalam diri guru. Stres kerja pada guru merupakan suatu kondisi yang seringkali muncul ketika menghadapi adanya ketidakmajuan pada siswa. Seorang guru kerap merasa tidak puas dan kecewa dengan usaha mereka sendiri pada saat segala sesuatu yang telah direncanakan dalam mendidik siswa gagal. Keadaan yang demikian tidak jarang membuat guru menjadi tidak sabar, marah dan kadangkala membuat kecerobohan pada siswa. Selain itu menjabat sebagai guru SLB sudah pasti memikul beban kerja yang tidak ringan. Dalam hal ini ada tuntutan-tuntutan yang harus dipenuhi agar siswa menjadi berhasil dan proses belajar mengajar berjalan dengan lancar. Ada kalanya guru merasa terbebani, namun ada kalanya guru tidak merasa terbebani dengan pekerjaannya. Hal ini dikarenakan persepsi masing-masing guru terhadap pekerjaannya. Oleh karena itu untuk melihat gambaran stres kerja dan gambaran beban kerja dari guru SDLB D-1 di YPAC Cabang Surahaya, dilakUkan suatu penelitian. Stres kerja merupakan stres yang terjadi di bidang pekerjaan akibat dari adanya ketidakseimbangan antara karakteristik individu dengan tuntutan pekerjaan dan lingkungannya, yang dipersepsikan sebagai hal-hal yang mengancam kesejahteraan individu. Persepsi beban kerja merupakan penafsiran seseorang terhadap beban kerja yang diterimanya. Beban kerja pengertiannya dapat dibagi dua, kualitatif dan kuantitatif Beban kerja kualitatif adalah apabila terlalu sulit pekerjaan yang dihadapi, dan beban kerja kuantitatif adalah apabila terlalu banyak pekerjaan yang dihadapi Subyek dalam penelitian ini adalah guru SDLB D-1 di YPAC Cabang Surabaya yang merupakan guru kelas I sampai dengan 6 dengan masa kerja 4 sampai dengan 34 tahun dan usia 34 sampai dengan 58 tahun. Variabel stres kerja dan beban kerja diukur dengan metode depth interview sebagai data utama dan angket sebagai data penunjang. Hasil analisa menunjukkan bahwa guru SDLB D-1 di YPAC Cabang Surabaya tidak merasa terbebani dengan pekerjaannya. Mereka tidak terbebani karena masing-masing individu sudah betul-betul memahami pekerjaan yang dihadapinya sehingga menjadi terbiasa. Sebagian guru juga tidak mengalami stres kerja, Tidak terjadi stres kerja karena didorong oleh motivasi yang sangat baik dari masing-masing individu di samping dukungan dari rekan kerja yang sangat membantu para guru terhindar dari stres kerja, meskipun demikian ada pula sebagian kecil guru yang mengalami stres karena menghadapi lambatnya kemajuan siswa. Saran bagi YPAC Cabang Surabaya adalah diharapkan untuk terus mempertahankan situasi kerja yang nyaman bagi anggotanya. Selain itu perlu dipertimbangkan pembagian kelas berdasarkan klasifikasi cacat, agar memudahkan guru dalam mengajar. Terakhir perlu diperhatikan kebutuhan akan metode pembelajaran bagi guru, agar dapat memberikan metode-metode pembelajaran yang tepat bagi siswa Saran bagi penelitian selanjutnya diperlukan observasi untuk dapat melihat lebih jelas kondisi stres yang dialami guru di dalam kelas. Selain itu diperlukan alat pengumpul data kuantitatif yang telah baku agar dapat diuji kesahihannya, dan lebih memfokuskan stres kerja pada stres kerja pendidikan.

Item Type: Undergraduate thesis
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology
Divisions: Faculty of Psychology > Department of Psychology
Depositing User: Eko Wahyudi 197013
Date Deposited: 13 Dec 2013 10:21
Last Modified: 13 Dec 2013 10:21
URI: http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/6013

Actions (login required)

View Item View Item