Wongkar, Ledys (2002) Penerapan balanced score card sebagai sistem pengukuran kinerja manajemen pada critical succes factor dalam upaya mewujudkan visi, misi dan strategi pada PT X di Surabaya. [Undergraduate thesis]
Full text not available from this repository. (Request a copy)Abstract
Industri alas kaki di Indonesia pada saat ini berkembang sangat pesat. Jumlah badan usaha yang bergerak dibidang industri alas kaki jumlahnya sangat banyak, jumlah tenaga kerja yang diserap semakin besar, produk yang ditawarkan semakin banyak, dan wilayah pemasarannya semakin luas. Perkembangan teknologi transportasi, komunikasi, dan produksi yang semakin canggih menyebabkan persaingan menjadi semakin ketat dan global. Pelanggan mempunyai daya beli yang semakin kuat dam memiliki kebebasan untuk memilih produk apa yang akan dibeli, sehingga loyalitas pelanggan semakin sulit untuk dipertahankan. Situasi ini dialami pula oleh PT "X" yang bergerak dalam indusri alas kaki. PT "X" mempunyai produk utama berupa sandal dengan berbagai model. Pada saat ini PT "X" mempunyai visi yaitu menjadi badan usaha nomor satu sebagai pemain utama dalam industri alas kaki di Indonesia. Untuk mencapai visi tersebut PT "X" menggunakan strategi yaitu mengembangkan pertumbuhan pendapatan dengan menciptakan produk dengan model baru, harga bersaing, kualitas terjamin serta customer satisfaction. PT "X" memiliki berpuluh-puluh pengukuran yang berdiri sendiri dengan tujuan untuk mengendalikan aktivitas operasional badan usaha. PT "X" memiliki kurang lebih seribu karyawan untuk melaksanakan aktivitas operasional tersebut. PT "X" merasa kesulitan untuk mengendalikan seribu karyawan tersebut karena setiap karyawan mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai aktivitas apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan PT "X" dan kondisi operasional serta lingkungan yang selalu berubah. Kondisi ini mengakibatkan PT "X" menjadi kehilangan arah PT "X" tidak mengatahui hal-hal apa yang harus dicapai untuk meraih visi dimasa depan. PT "X" telah melksanakan berbagai upaya, tetapi tidak berhasil karena persaingan untuk memperebutkan sumber daya, sehingga terjadi suboptimization. Ketidaktahuan karyawan mengenai aktivitas apa yang harus dilakukan memyebabkan karyawan cenderung melakukan dysfungtional behavior. Sumber masalah terletak pada pengukuran-pengukuran yang dimiliki PT "X" yang tidak dihubungkan dengan visi dan strategi, sehingga pengukuran-pengukuran yang dimiliki PT "X" bersifat non strategic dan hanya menyebabkan PT "X" berjalan sebagaimana mestinya. Balance Scorecard dapat menerjemahkan visi dan strategi PT "X" kedalam empat sudut pandang yaitu financial, customer, internal business process dan learning and growth. Sehingga PT "X" dapat mengetahui dan mengendalikan factor-faktor penting bagi kesuksesannya (critical success factor) saat ini maupun masa mendatang. Balance scorecard bukan hanya sekedar sekumpulan critical success factors tetapi merupakan serangkaian pengukuran yang konsisten dan saling mendukung dalam pelaksanaan strategi badan usaha. Tujuan-tujuan dalam sudut pandang financial dan customer dapat dicapai oleh adanya internal business process yang baik. Learning and growth merupakan infrastruktur yang menyebabkan tujuan-tujuan daiam ketiga sudut pandang yang lain dapat tercapai. Balanced scorecard yang baik terdiri dari pengukuran-pengukuran dari sudut pandang ekstenal yaitu financial dan customer, dan pengukuran-pengukuran dari sudut pandang internal yaitu internal business process dan learning and growth, serta harus terdiri dari outcome measures (lag indicator) dan performance drivers (lead indicator) yang seimbang.
| Item Type: | Undergraduate thesis |
|---|---|
| Subjects: | H Social Sciences > HF Commerce > HF5601 Accounting |
| Divisions: | Faculty of Business and Economic > Department of Accounting |
| Depositing User: | Masyhur 196042 |
| Date Deposited: | 31 Oct 2013 03:22 |
| Last Modified: | 31 Oct 2013 03:22 |
| URI: | http://repository.ubaya.ac.id/id/eprint/6018 |
Actions (login required)
 |
View Item |
